Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) menerapkan pembangunan rumah khusus (rusus) dengan metode digital 3D guna pada 2022. Langkah penggunaan metode digital 3D ini untuk melaksanakan teknologi Industri 4.0.
"Pada 2022 ini kami akan menerapkan teknologi 3D Printing dalam pembangunan rumah khusus," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Selasa (25/1/2022).
Iwan menerangkan, pada 2021 lalu Kementerian PUPR bersama mitra terkait telah melakukan uji coba pembangunan uji coba 3D printing rumah tapak di Yogyakarta mulai 12-31 Januari 2021.
Advertisement
Berdasarkan data yang dimilikinya, memasuki era Industri 4.0 di Indonesia akan ada sekitar 23 juta pekerjaan yang ada saat ini akan digantikan secara otomasi pada 2030 mendatang. Namun, akan ada 27 hingga 46 juta pekerjaan baru dan 10 juta diantaranya merupakan jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.
Menurut dia, situasi ini tidak berarti kehadiran AI, Drones, dan Robotics akan menggantikan peran manusia seluruhnya. Justru akan menjadi tantangan agar para insinyur dan pekerja konstruksi terus meningkatkan kompetensinya.
"Industri konstruksi merupakan industri yang masih rendah dalam proses digitalisasinya (smart contrusction). Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor terutama kemampuan digital yang masih rendah," kata Iwan.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kurang Insinyur
Rendahnya digitalisasi dalam sektor kontruksi disebabkan salah satunya oleh kondisi kurangnya sumber daya manusia khususnya tenaga Insinyur.
Dari total tenaga kerja konstruksi di Indonesia sejumlah 8,2 juta orang,diantaranya merupakan SDM kurang memiliki keahlian. Saat ini Indonesia berada di posisi terendah dalam pemenuhan kebutuhan Insinyur dari beberapa negara di ASEAN.
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR dalam penyelenggaraan program pembangunan iinfrastruktur2020-2024 pada sektor perumahan mentargetkan pembangunan 51.340 unit rumah susun, 10.000 unit rumah khusus, 813.660 unit rumah swadaya, 262.345 unit PSU perumahan.
"Untuk mencapai target Program Perumahan tersebut kami membutuhkan insinyur yang tersertifikasi," tegas Iwan.
Â
Advertisement
2 Juta Rumah per Tahun
Ke depan, Direktorat Jenderal Perumahan akan mengevaluasi pembangunan perumahan tidak hanya satu juta rumah, namun bisa melebihi yakni sekitar 1,5 hingga 2 juta rumah per tahun. Hal itu dikarenakan menyesuaikan dengan backlog yang terus bertambah per tahun nya.
"Kami ingin mendorong pengembangan skema pembiayaan kreatif, pengembangan SDM, penyelesaian tugas khusus, dan dukungan terhadap mitigasi bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi," pungkas Iwan.