Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keunangan Suahasil Nazara ingin agar masyarakat tidak berpikir negatif terhadap utang. Utang tidak selamanya berdampak buruk karena bisa mendorong pertumbuhan. Menurutnya, pengusaha yang sehat justru memiliki utang.
"Utang adalah alat kita. Kalau pengusaha yang sehat pasti punya utang, utang bikin mereka ekspansi. Nah di pemerintah juga sama," kata Suahasil Nazara dalam Indonesia Economic Outlook (IEO) 2022, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Sejak pandemi Covid-19 terjadi 2 tahun lalu, APBN telah didesain fleksibel. Belanja pemerintah pun menjadi tumpuan penggerak ekonomi nasional. Meskipun pendapatan negara menurun, mau tak mau pemerintah menarik utang. Tercatat defisit APNN mencapai 6,14 persen terhadap PDB.
Advertisement
"Artinya kekurangan ini harus dibiayai dari pembiayaan (utang)," kata dia.
Walau pemerintah diberikan izin untuk menarik utang, tetapi penarikan utang dilakukan secara hati-hati. Pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia sebagai regulator untuk membeli surat utang negara (SUN) dari pasar perdana atau secara langsung.
Penarikan utang dari bank sentral juga terbagi menjadi dua, dengan bunga dan tanpa bunga. Pembiayaan yang diperuntukkan penanganan Covid-19 seperti untuk sektor kesehatan tidak dikenakan bunga. Sebaliknya, utang yang tujuannya untuk menjalankan program-program pemerintah dikenakan bunga.
"Jadi bikin utangnya juga hati-hati," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi USD 422,3 Miliar di Oktober 2021
Bank Indonesia (BI) merilis data mengenai Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2021. Tercatat, jumlah utang luar negeri Indonesia turun menjadi USD 422,3 miliar akhir Oktober 2021 dari bulan sebelumnya yang ada di angka USD 423,8 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, penuruan utang luar negeri tersebut disebabkan oleh penurunan posisi utang luar negeri pemerintah dan sektor swasta.
"Secara tahunan, posisi utang luar negeri Oktober 2021 tumbuh 2,2 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan utang luar negeri bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen (yoy)," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/12/2021).
Utang luar negeri pemerintah lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Pada Oktober 2021, posisi utang luar negeri pemerintah USD 204,9 miliar, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar USD 205,5 miliar.
Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri pemerintah menjadi sebesar 2,5 persen (yoy) dibandingkan dengan 4,1 persen (yoy) pada bulan September 2021.
Advertisement