Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia tidak akan lagi mengekspor sumber daya mineral dalam bentuk mentah. Sebab, sumber tersebut sangat dibutuhkan dalam mendorong transisi Ekonomi hijau di dalam negeri.
"Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia, namun bukan dalam bentuk bahan mentah. Tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," kata Jokowi dalam acara B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga
Adapun, hilirisasi nikel yang sudah dilakukan Pemerintah sejak 2015, sudah memberikan dampak yang baik, tidak hanya dalam penciptaan lapangan kerja tapi juga dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia.
Advertisement
Selanjutnya, Jokowi menyebutkan, tahun 2021 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 230 miliar, dimana besi baja berperan sangat besar dalam peningkatannya. Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai USD 20,9 Miliar meningkat dari sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar di tahun 2014.
"Tahun 2022 saya kira bisa mencapai USD 28 hingga 30 miliar. Setelah nikel saya akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga dan timah," kata Jokowi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investasi
Di samping itu, Presiden Jokowi juga akan mendorong investasi di sejumlah komoditas, seperti bauksit, tembaga hingga timah.
"Setelah nikel kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga dan timah," pungkas Jokowi.
Advertisement