Sukses

BI Proyeksi Inflasi 0,53 Persen di Januari 2022 Gara-Gara Minyak Goreng Cs

Bank Indonesia (BI) memperkirakan perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,53 persen secara month-to-month (mtm)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,53 persen secara month-to-month (mtm). Perkiraan tersebut berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga pada minggu IV bulan ini.

"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,53 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 2,15 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (28/1).

Erwin menyampaikan, penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,12 persen (mtm).

Kemudian, daging ayam ras sebesar 0,09 persen (mtm), tomat dan beras masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm).

"Lalu, telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,02 persen (mtm), cabai rawit, minyak goreng, jeruk, mie kering instan, bawang putih, kangkung, gula pasir dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)," ujarnya

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Deflasi

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu cabai merah sebesar -0,05 persen (mtm) dan tarif angkutan udara sebesar -0,02 persen (mtm).

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu

Selain itu, bank sentral juga menyiapkan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.