Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Senin. Kekurangan pasokan dan ketegangan politik di Eropa Timur dan Timur Tengah menempatkan harga minyak di jalur untuk kenaikan bulanan terbesar dalam hampir setahun.
Dikutip dari CNBC, Selasa (1/2/2022), harga minyak mentah Brent ditutup di level USD 91,21, atau naik 1,31 persen. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 1,53 persen di level USD 88,15 per barel.
Baca Juga
Kedua harga patokan minyak dunia tersebut mencatatkan level tertinggi sejak Oktober 2014 pada hari Jumat, di mana masing-masing berada di level USD 91,70 dan USD 88,84, dan kenaikan mingguan keenam berturut-turut.
Advertisement
Keduanya menuju kenaikan sekitar 17 persen bulan ini dan menjadi terbesar sejak Februari 2021.
"Hari ini di atas semua kekhawatiran tentang pemadaman pasokan sehubungan dengan krisis Ukraina yang terus mendorong harga minyak semakin naik," kata Analis Komoditas Commerzbank Carsten Fritsch.
Kepala NATO mengatakan pada hari Minggu bahwa Eropa perlu mendiversifikasi pasokan energinya ketika Inggris memperingatkan sangat mungkin bahwa Rusia ingin menyerang Ukraina.
"Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, lebih banyak negara Eropa yang berencana untuk mencabut pembatasan terkait Covid dan gangguan pasokan baru di Ekuador mendukung harga minyak pada awal minggu," ungkap Analis UBS Giovanni Staunovo.
OCP Ekuador, operator pipa minyak mentah berat milik swasta negara itu, menangguhkan pemompaan minyak mentah pada hari Sabtu sebagai tindakan pencegahan setelah pecah di Amazon, dan mulai membersihkan dan memperbaiki.
Pasar minyak juga waspada atas situasi Timur Tengah setelah Uni Emirat Arab mengatakan telah mencegat rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel Isaac Herzog dalam kunjungan pertamanya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
OPEC+ Naikkan Target Produksi
Untuk harga minyak, sentimen bullish kemungkinan akan mendominasi minggu ini, kata para analis, dengan ekspektasi bahwa OPEC+ akan mempertahankan kebijakan kenaikan produksi bertahap.
Produsen utama di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah menaikkan target produksi mereka setiap bulan sejak Agustus sebesar 400.000 barel per hari (bph).
Pada pertemuan 2 Februari, OPEC+ kemungkinan akan tetap dengan rencana kenaikan target produksi minyaknya untuk Maret, beberapa sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters.
Â
Advertisement