Sukses

BPS Catat Inflasi Januari 2022 Sebesar 0,56 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2022 sebesar 0,56 persen. Angka yang sama juga terjadi pada inflasi tahun kalender.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2022 sebesar 0,56 persen. Angka yang sama juga terjadi pada inflasi tahun kalender.

Dari 90 kota survei Indeks Harga Konsumen, 85 kota mengalami inflasi sisanya mengalami deflasi.

Kepala BPS Margoyuwono mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di kota Sibolga. Daerah ini mencatatkan inflasi sebesar 1,53 persen. "Karena kenaikan harga ayam ras," katanya, Jakarta, Senin (2/2/2022).

Margoyuwono mengatakan, selain ayam ras, ikan serai dan tongkol juga berpengaruh. Kedua ikan ini sempat mengalami lonjakan harga di daerah tersebut.

Selanjutnya, daerah yang mengalami inflasi terendah adalah Monokwari. Sementara daerah dengan deflasi tertinggi adalah Mobagu sedangkan deflasi terendah adalah Jayapura.

"Kalau dilihat dari penyebabnya, deflasi karena adanya penurunan harga ikan Cikalang dan cabai rawit di daerah tersebut," tandas Margoyuwono.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Rupiah Perkasa Jelang Rilis Inflasi Januari 2022

Nilai tukar rupiah dibuka menguat jelang rilis data inflasi Januari 2022 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini.

Kurs rupiah bergerak menguat 37 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp14.331 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.368 per dolar AS.

 BACA JUGA:Inflasi Januari 2022 Diperkirakan 0,55 Persen, Minyak Goreng dan Cabai Jadi Pendorong"Hari ini pasar akan menunggu publikasi data inflasi domestik bulan Januari 2022, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan mencapai lebih dari 2 persen karena kenaikan harga-harga bahan makanan," kata Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya dikutip dari Antara, Rabu (1.

Masih dari dalam negeri, pelaku pasar juga mencermati perkembangan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia yang kembali meningkat.

Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Selasa (1/2) kemarin mencapai 16.021 kasus sehingga total kasus mencapai 4,34 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 2.980 kasus.

"Kenaikan kasus ini juga akan ikut mempengaruhi sentimen dari domestik," ujar Rully.

Sementara itu, lanjut Rully, sentimen global masih akan tetap berpengaruh besar terhadap pergerakan rupiah hari ini.

"Terutama pergerakan imbal hasil US treasury dan indeks USD (DXY) yang cenderung mengalami kenaikan selama beberapa hari terakhir," kata Rully.

Rully mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.355 per dolar AS hingga Rp14.398 per dolar AS.

Pada Senin (31/1) lalu, rupiah ditutup menguat 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.368 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.