Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P Joewono mengatakan topik inklusi keuangan jadi prioritas dalam gelaran G20 di Indonesia. Melalui gelaran ini diharapkan mampu mengembangkan kerangka inklusi keuangan secara global.
“Hasil menyeluruh dari kepresidensian Indonesia di G20 adalah untuk mengembangkan kerangka inklusi keuangan dalam memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas, ekonomi berkelanjutan, dan inklusif dari sisi pemuda dan UMKM,” katanya dalam International Seminar on Digital Financial Inclusion, Rabu (2/2/2022).
Ia menuturkan kerangka kerja ini akan didukung oleh beberapa laporan di bidang inklusi keuangan digital. Kemudian didukung oleh bidang keuangan UMKM, sejalan dengan rencana aksi inklusi keuangan G20.
Advertisement
“Sebagai bagian dari acara sampingan G20 pada seminar ini sangat penting karena kita akan mengeksplorasi bagaimana kebijakan regulator dan Inovasi Industri dapat memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan Layanan Digital ketika mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab,” terangnya.
“Kami akan membahas inklusi keuangan digital. Baik dari sudut pandang regulator maupun pelaku industri. Pada sesi pertama, kami melihat prinsip kehati-hatian untuk menangani potensi risiko dan mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab,” imbuh Doni.
Sementara itu, di sesi terakhir dari seminar yang jadi side event G20 ini, akan dibagikan cerita dari sudut pandang pelaku industri. Yakni dari GoTo sebagai unicorn kebanggaan Indonesia. Termasuk membahas keberhasilan dan berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan.
“Mengingat pentingnya digitalisasi dalam situasi ekonomi saat ini, Presidensi G20 Indonesia bertujuan untuk memanfaatkan digitalisasi tidak hanya untuk mempromosikan inklusi Keuangan untuk Kelompok Sasaran UMKM, terutama yang dimiliki oleh perempuan dan anak muda,” katanya.
“Tetapi lebih dari itu dengan ini untuk meningkatkan produktivitas, ekonomi inklusif yang berkelanjutan, mencapai keseimbangan yang tepat antara Inovasi dan risiko akan berada di Garis Depan G20 untuk mewujudkan praktik yang bertanggung jawab. Dari produk dan layanan keuangan yang dapat mendorong inklusi keuangan,” tambah Doni.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transaksi Digital
Doni mengatakan, pandemi Covid-19 mendorong penggunaan teknologi digital untuk transaksi ekonomi dan keuangan. Ini juga mendorong kemajuan teknologi keuangan, digitalisasi produk keuangan dan layanan serta aktivitas bisnis online.
“Membantu UMKM dalam melindungi pendapatan dan tingkat pekerjaan mereka,” katanya dalam International Seminar on Digital Financial Inclusion, Rabu (2/2/2022).
Ia mengatakan, seiring dengan perkembangan kasus Delta pada pertengahan tahun lalu, mendorong penerapan non tunai, seperti kartu debit dan uang elektronik. Artinya, kata dia, ada peralihan individu yang menggunakan transaksi digital dan mulai meninggalkan transaksi fisik uang tunai.
“Selain itu, di bidang pembayaran, yang disebut QRIS, merchant penggunanya meningkat menjadi 13,6 juta per Desember 2021. Serta transaksi QRIS terus tumbuh pada Desember 2021 dengan nominal transaksi mencapai RP 27,7 triliun atau meningkat 237 persen secar year on year,” tuturnya.
Ia mengatakan, inklusi keuangan memiliki potensi dan memainkan peran penting dalam mempromosikan produktivitas UMKM melalui digitalisasi. Kemudian, mampu meningkatkan akses UMKM yang rentan ke dalam layanan keuangan digital yang berkelanjutan.
“Mereka mampu meningkatkan produktivitas mereka dan tahan terhadap goncangan ekonomi serta mempromosikan intermediasi keuangan,” katanya.
Advertisement