Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) mencatat penyaluran kredit BRI tumbuh 7,16 persen hingga Desember 2021 menjadi Rp 943,7 triliun (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan secara nasional yang sebesar 5,24 persen.
Hal itu disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso, dalam paparan Laporan kinerja Keuangan BRI triwulan IV 2021, Kamis (3/2/2022).
“Seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif dengan driver utama pertumbuhan kredit BRI masih berada pada segmen mikro yang tercatat tumbuh sebesar 12,98 persen yoy,” ujarnya.
Advertisement
Sementara itu segmen konsumer tumbuh 3,97 persen yoy, segmen kecil dan menengah tumbuh 3,55 persen dan segmen korporasi tumbuh 2,37 persen. Hal ini sesuai dengan aspirasi BRI untuk fokus ke segmen UMKM,” imbuh Sunarso.
Sunarso mengungkapkan penopang utama pertumbuhan laba BRI terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan, dan disaat bersamaan perseroan mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset sehingga dapat meningkatkan yield asset.
“Raihan laba BRI sebesar Rp 32,22 triliun membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini,” katanya.
Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen.
“Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp 156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun,” tambah Sunarso.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BRI juga membukukan pertumbuhan sebesar 7 persen menjadi Rp 1.127 triliun pada 2021, di mana dana murah (current account saving account/CASA) murah mendominasi dengan nilai sebesar Rp 713,97 triliun, tumbuh 11 persen yoy, sementara deposito naik tipis yakni 1 persen yoy menjadi Rp 413,87 triliun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BRI Kantongi Laba Rp 32,22 Triliun sepanjang 2021
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI membukukan laba Rp 32,22 triliun sepanjang 2021. Angka laba BRI ini tumbuh 75,57 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso mengatakan, perolehan laba BRI tersebut hanya memperhitungkan perolehan BRI saja sebagai induk.
“Di sepanjang 2021 BRI berhasil mencetak laba bersih secara bank only ataupun BRI sebagai induk saja sebesar Rp 32,22 triliun atau tumbuh 75,53 persen secara year on year,” kata Sunarso saat paparan Laporan Kinerja Keuangan BRI triwulan IV 2021, Kamis (3/2/2022).
Adapun penopang utama pertumbuhan laba BRI itu ada pada kinerja kredit, dan juga penghimpunan Dana masyarakat yaitu dana pihak ketiga, yang tumbuh secara positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
“Di saat bersamaan perseroan juga mampu mengelola portofolio mix serta kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield daripada itu sendiri,” ujarnya.
Perolehan laba sebesar Rp 32,22 triliun ini membuktikan bahwa perseroan dapat terus menciptakan economic value kepada seluruh stakeholder di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini.
Kredit
Dilihat dari sisi aset yang berupa kredit, sampai akhir Desember 2021 kredit yang disalurkan oleh BRI Bank only yaitu itu tumbuh 7,16 persen secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kredit secara perbankan nasional, karena perbankan nasional tumbuh 5,24 persen, sedangkan BRI tumbuh 7,16 persen.
“Dan seluruh segmen nasabah BRI itu kreditnya tumbuh secara positif Terutama drivernya ada lagi yang di kredit segmen mikro. karena segmen mikro kita tumbuh tertinggi yaitu tumbuh 12,98 persen yoy,” ujarnya.
Sementara, segmen consumer tumbuh 3,97 persen, kemudian segmen UKM usaha kecil dan menengah di luar mikro itu tumbuh 3,55 persen, sedangkan korporasi tumbuh 2,37 persen dan ini sudah sesuai dengan aspirasi BRI untuk lebih fokus kepada UMKM.
“Kemudian kredit-kredit itu kita kelola dengan basis risk manajemen yang baik, sehingga BRI mampu menjaga dengan baik itu tercermin pada angka non Performing loan NPL yang terjaga di level 3,08 persen,” jelasnya.
Baca Juga
Advertisement