Sukses

Cetak Laba Rp32,2 Triliun, BRI: Bukti Perseroan Ciptakan Economic Value di Kondisi yang Menantang

Kinerja positif BRI juga terlihat dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga akhir Desember 2021 yang tercatat tumbuh 7,14% yoy, dengan dana murah (CASA) meningkat sebesar 11,18% yoy.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BRI Sunarso memberikan laporan terkait Pemaparan Kinerja Keuangan Triwulan IV Tahun 2021 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada Kamis (3/2) secara virtual. Dalam pemaparan itu tergambar bahwa BRI menuai hasil terbaik dari kinerja mereka selama 2021. 

"BRI berhasil menutup tahun dengan gemilang dan di tengah kondisi pemulihan ekonomi, perseroan juga berhasil memberi makna kepada stakeholders melalui economic value dan social value agar kuat dan tetap berkelanjutan," ujar Sunarso.

BRI memberi makna kepada seluruh stakeholder dengan pertumbuhan laba bersih 75,53 % yoy. Keberhasilan itu terjadi karena adanya peningkatan terhadap empat segmen atau penopang laba, yaitu Kinerja Kredit Positif, Kinerja DPK Positif, Penurunan Biaya Bunga, dan Pengelolaan Portofolio Mix dan Kualitas Aset yang Baik. 

"BRI mencetak laba bersih sebesar Rp32,22 triliun atau tumbuh 75,53 % yoy yang membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini," jelas Sunarso. 

Selain itu, dalam penyaluran kredit secara bank only, Sunarso menjelaskan bahwa segmen mikro tumbuh tertinggi sebesar 12,98% yoy. Menyusul segmen konsumer tumbuh 3,97% yoy, segmen kecil dan menengah (diluar mikro) tumbuh 3,55% dan segmen korporasi tumbuh 2,37%. 

Hingga akhir Desember 2021 tercatat, kualitas kredit BRI diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang terus melandai sebesar Rp 156,93 triliun atau jauh lebih rendah dibandingkan  total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun. 

Kinerja positif BRI juga terlihat dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga akhir Desember 2021 yang tercatat tumbuh 7,14% yoy, dengan dana murah (CASA) meningkat sebesar 11,18% yoy.

"Kinerja solid dari BRI tersebut mampu mendorong kinerja BRI Group secara keseluruhan atau secara konsolidasian, atas bergabungnya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani pada 13 September 2021," kata Sunarso. 

2 dari 2 halaman

Kredit dan Pembiayaan BRI Group

Hingga akhir Kuartal IV 2021 aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23% yoy. Untuk total kredit dan pembiayaan BRI Group, lanjut Sunarso menembus Rp.1.042,87 triliun, dengan rincian sebagai berikut: 

  • Segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun
  • Segmen kecil dan menengah Rp240,35 triliun
  • Segmen korporasi Rp168,27 triliun
  • Segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun

Melihat peningkatan di segem mikro, itu artinya proporsi kredit UMKM BRI merangkak naik sebesar 83,86% dari total penyaluran kredit BRI yang disalurkan ke UMKM. BRI pun akan terus meningkatkan aspirasi tersebut hingga mencapai 85%. 

"Biasanya fokus proporsinya hanya 75% tapi kami akan tingkatkan dan akan terus dorong hingga mencapai 85%," ujar Sunarso. 

Tak hanya itu saja, kemampuan BRI juga didukung dengan permodalan yang sangat kuat dari Loan to Deposit (LDR) 85,53%. Menurut Sunarso, jumlah tersebut menandai bahwa BRI memiliki likuiditas yang sangat cukup dari sisi ketersediaan modal sendiri (CAR) 27,25%. 

Adapun rincian likuiditas BRI Group dari DPK BRI pada akhir Desember 2021 dengan total Rp1.138.74 triliun, yaitu sebagai berikut: 

  • Tabungan mendominasi sejumlah Rp497,68 triliun
  • Giro sebesar Rp220,59 triliun
  • Deposito Rp420,48 triliun

"Akselerasi perseroan juga meningkat tajam karena dalam waktu yang sangat panjang sulit bagi BRI untuk mendapatkan angka dasar 63,08%. Namun keberhasilan BRI dalam memperbaiki struktur pendanaan membuat beban bunga yang ditanggung BRI turun sebesar 25,54 yoy pada akhir 2021," jelas Sunarso.

Pertumbuhan yang sangat positif dan kinerja yang sangat baik merupakan cermin BRI untuk menjaga sustainable finance di Indonesia. Maka dari itu, BRI dalam menjalankan peran sebagai kreator economic value, terus menciptakan nilai tambah dari aspek sosial atau social value kepada seluruh stakeholders. 

"BRI sebagai First Mover on Sustainable Finance in Indonesia, sebesar 65,5% dari total kredit BRI atau setara dengan Rp617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (Sustainable Business Activities). Ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit untuk bisnis yang berkelanjutan terbesar di Indonesia," jelas Sunarso.

Tak hanya itu saja, BRI juga mendorong literasi keuangan di seluruh pelosok negeri melalui Agen BRIlink yang kini jumlahnya mencapai 500 ribu agen di seluruh Indonesia. 

"Volume transaksi Agen BRIlink di sepanjang 2021 mencapai Rp1.143,81 triliun. Selain menggerakkan perekonomian dengan memberikan penghasilan kepada masyarakat, Agen BRILink juga kontribusi positif terhadap kinerja perseroan, dengan penghimpunan dana murah (CASA) sebesar Rp19,38 triliun dan Fee Based Income (FBI) sebesar Rp1,34 triliun."

"Dengan kinerja BRI yang makin sehat dan kuat, BRI optimis dapat menuai kinerja yang lebih baik lagi, serta memberi makna terhadap Indonesia. Komitmen itu dibantu dengan integrasi dari aspek lingkungan, sosial dan tata kelola dalam menghadapi tantangan dunia perbankan yang semakin kompleks," tutup Sunarso. 

 

(*)