Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif pada sepanjang 2021 mencapai 3,69 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, jika dilihat secara angka, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2021 tumbuh 1,06 persen.
Baca Juga
"Secara yoy (tahunan), ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. Secara kumulatif di 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 3,69 persen," jelas Margo dalam sesi teleconference, Senin (7/2/2022).
Advertisement
Jika ditarik secara kuartal to kuartal (qtq), pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 yang sebesar 1,06 persen memiliki pola yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau kita lihat series panjangnya sejak 2019, polanya Q4 selalu menunjukan terjadi kontraksi ekonomi. Agak berbeda di Q4 2021, dimana mampu tumbuh 1,06 persen," papar Margo..
Begitu pun secara tahunan atau year on year (yoy), dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV naik sebesar 5,02 persen.
"Dilihat dari series panjangnya, ini lebih baik dari Q3 2021 yang tumbuh 3,51 persen. Q4 yang tumbuh cukup tinggi ini, karena mengkompensasi kegiatan yang sempat tertunda karena kasus pandemi," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menko Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 Sentuh 4 Persen
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, optimis pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 bisa tumbuh di kisaran 4,5-5 persen. Sehingga, jika tumbuh positif maka akan mendorong penggunaan anggaran tahun 2022.
“Kita berharap di kuartal keempat pertumbuhan ekonomi bisa dijaga di 4,5 sampai 5 persen, secara year on year adalah 3,7 sampai dengan 4 persen," kata Menko Airlangga dalam Konferensi Pers PPKM, Senin (3/1/2022).
"Sehingga dengan demikian masuk di Tahun 2022 ini kita bisa mendorong front loading daripada anggaran itu,” lanjut dia.
Lebih lanjut, Pemerintah memang bertekad melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022, pemerintah mengalokasikan dana Rp 414,1 triliun. Jumlah tersebut, jauh dari anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 744,77 triliun.
“PEN dianggarkan Rp 414 triliun, dan penanganan PEN dalam dua tahun ini terbukti bisa menjadi buffer (penyangga) terhadap perekonomian nasional, menjaga terhadap koefisien gini, tingkat pengangguran dan juga penciptaan lapangan kerja,” jelanya.
Advertisement