Sukses

Sokong Pertumbuhan Ekonomi, Realisasi Dana PEN Kuartal IV 2021 Naik 55 Persen

Perekonomian Indonesia sepanjang 2021 tumbuh 3,69 persen (yoy).

Liputan6.com, Jakarta Perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2021 tumbuh 3,69 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini didorong realisasi belanja pemerintah dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Pada kuartal IV-2021 realisasi penggunaan dana PEN naik hingga 55,2 persen (qtq). Namun secara tahunan mengalami penurunan hingga 10,1 persen (yoy).

"Realisasi program PEN pada triwulan IV-2021 naik sebesar 55,2 persen (qtq)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (7/2).

Dari sisi realisasi belanja pemerintah, belanja pegawai sepanjang tahun 2021 mengalami kenaikan 2,7 persen (yoy). Namun secara per kuartal mengalami penurunan 0,9 persen.

Realisasi belanja barang dan jasa naik 72,8 persen (qtq) dan naik 25,1 persen (yoy). Belanja modal juga mengalami kenaikan hingga 133,7 persen (qtq) dan 10,6 persen (yoy). Sementara realisasi bantuan sosial naik 43,5 persen (qtq) dan naik 23,5 persen (yoy).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Realisasi Investasi

Di sisi lain, realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dari dalam negeri (PMDN) juga mengalami kenaikan sepanjang tahun lalu.

Realisasi PMA mengalami kenaikan 18,5 persen (qtq) dan 10,1 persen (yoy). Sementara realisasi PMDN mengalami kenaikan 5,1 persen (qtq) dan naik 15,2 persen (yoy).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi nasional juga didukung meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Mulai dari Amerika Serikat yang tumbuah 5,5 persen, korea Selatan tumbuh 4,1 persen, Singapura tumbuh 5,9 persen. Kemudian Vietnam tumbuh 5,2 persen dan Uni Eropa tumbuh 4,8 persen.

Hanya China dan Hong Kong, yang pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020. Masing-masing mengalami kontraksi menjadi 4,0 persen untuk China dari pertumbuhan 4,9 persen di 2020 dan Hong Kong terkontraksi menjadi 4,8 persen dari pertumbuhan di 2020 sebesar 5,5 persen.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.