Liputan6.com, Jakarta Dengan 8.500 mobil dan motor listriknya yang kini mengaspal di Indonesia, Grab telah menjadi operator kendaraan listrik terbesar di pasar ini dengan dominasi kendaraan roda dua. Super-app ini bahkan menjadi pelopor dalam menyediakan layanan transportasi online ramah lingkungan. Bukan pula tanpa alasan. Sejak diluncurkan pada 2019, Grab bertekad mendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, guna mengurangi emisi karbon untuk kelestarian lingkungan, karena dampak emisi karbon nggak main-main, yakni perubahan iklim global.
Ngomong-ngomong soal inisiatif tersebut, ternyata ada sosok pemimpin muda perempuan di Grab Indonesia yang punya andil besar. Adalah Tyas Widyastuti, Director of 2-Wheels and Logistics, yang sejak awal bersama timnya fokus melakukan inisiatif #LangkahHijau dengan berkolaborasi bersama Intelligent Transport System (ITS) Indonesia dan World Resources Institute (WRI) Indonesia guna mendukung komitmen Pemerintah Indonesia mengurangi jejak karbon hingga 41%.
Baca Juga
“Dengan adanya 8.500 armada kendaraan listrik yang kita operasikan sekarang, kita sudah membantu mengurangi emisi CO2 hingga 4.600 ton, setara dengan menanam 260.000 pohon. Bayangin aja kalo kita operasikan lebih banyak mobil dan motor listrik, pasti dampak positifnya lebih besar lagi”, ujar Tyas.
Advertisement
Saat ini Grab memiliki 20 titik stasiun penukaran baterai di Jakarta dan tujuh di Bali. Grab juga menandatangani nota kerja sama dengan Pertamina New Renewable Energy (NRE) dan Pertamina Patra Niaga untuk menyiapkan infrastruktur kendaraan listrik.
Motor Listrik Buka Peluang Penghasilan Bagi Mitra Driver
Tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, kehadiran armada listrik juga membuka kesempatan penghasilan baru bagi mitra driver. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Grab untuk menyejahterakan kehidupan mitra driver. Grab menjalankan armada kendaraan listrik dengan skema rental, dimana Grab membeli motor listrik dari produsen, kemudian menyewakannya per hari ke mitra driver.
“Skema ini diterapkan supaya masyarakat yang nggak mampu beli atau kredit motor bisa tetap cari uang, dengan catatan harus memenuhi syarat, seperti memiliki identitas pribadi dan SIM yang valid, trus wajib ikut dan lolos pelatihan online. Mereka bisa rental, biayanya Rp50.000/hari, udah gitu nggak perlu keluar uang untuk beli bahan bakar minyak, karena kita menyediakan stasiun pengisian daya,” ungkap Tyas.
Selain itu, dengan skema rental ini, mitra driver bisa lebih berhemat, karena pemeliharaan motor listrik ditanggung oleh Grab. Grab juga memberikan pelatihan khusus mengenai cara pengoperasian dan perawatannya.
Lebih lanjut Tyas mengungkapkan “Ada juga mitra driver yang sudah punya motor. Nah motornya bisa dipakai istri untuk urusan rumah tangga, antar-jemput anak sekolah, atau digunakan untuk transportasi ke tempat kerja, sementara suaminya bisa ngojol pakai motor listrik rental dari Grab.”
Menurut Tyas mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia memang bukan perkara mudah, tak pula sekedar bicara untung dan rugi, yang pasti dibutuhkan komitmen jangka panjang dan investasi untuk armada serta infrastruktur. Tapi perempuan yang memulai karir di Grab sejak 2018 ini yakin dengan kolaborasi strategis bersama multipihak serta kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan lingkungan, kita bisa mewujudkannya.
(*)
Advertisement