Sukses

Ini Investasi yang Diincar Indonesia pada KTT G20

G20 merupakan pasar yang besar karena menguasai 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan global, serta 60 persen dari populasi dunia.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dipercaya untuk memegang Presidensi G20 di tahun ini. Momentum besar ini dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk mendorong sektor perdagangan, industri, dan investasi melalui berbagai forum pertemuan akan digelar.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, Presidensi G20 merupakan pasar yang besar karena menguasai 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan global, serta 60 persen dari populasi dunia.

"Fokus pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan momentum G20, pertama, adalah kita mendorong untuk investasi berkelanjutan, investasi yang inklusif," kata dia dalam acara Inaugurasi Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi dan Industri G20, Selasa (8/2).

Dia menekankan Indonesia harus berada di barisan terdepan untuk mendorong transformasi ekonomi, salah satunya melalui green energy. Dengan modal sumber daya alam yang melimpah, pemerintah saat ini mendorong hilirisasi yang bernilai tambah.

"Dunia hari ini mereka ingin meninggalkan (bahan bakar) fosil, mereka masuk kepada energi baru terbarukan termasuk otomotif, mobil listrik. Satu-satunya negara di dunia yang sekarang sedang mendorong industrinya dari hulu ke hilir itu Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah juga sedang mendorong investasi yang ramah lingkungan dan berkeadilan. Pemerintah ingin setiap investasi yang masuk bisa memberikan transfer teknologi bagi tenaga kerja di dalam negeri.

"Jadi antara yang punya teknologi yang sudah barang tentu dari luar negeri, ada di Eropa, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang harus kolaborasi dengan kita investasi di dalam negeri," lanjut dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bermanfaat Bagi Pengusaha Daerah

Terakhir, pemerintah juga menginginkan investasi dari luar negeri bisa memberikan manfaat bagi pengusaha di daerah, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan begitu, investasi bisa memiliki dampak inklusif.

"Arahan Bapak Presiden kepada kami itu investasi tidak hanya dilihat dari sisi nominal angka, dari sisi negara mana yang masuk, tapi juga investasi yang berkeadilan untuk bagaimana memberdayakan pengusaha-pengusaha daerah dan UMKM. Ini yang akan menjadi fokus kita," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com