Sukses

Miliarder Pendukung Donald Trump Pilih Lepas Jabatan demi Terjun ke Politik

Miliarder Peter Thiel merupakan investor luar pertama Facebook, dengan saham yang menghasilkan ratusan juta dolar.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus investor ternama Peter Thiel akan meninggalkan Dewan Direksi Meta. Dia memutuskan beralih ke dunia politik.

Laporan Wall Street Journal dan New York Times menyebutkan bahwa miliarder Thiel akan fokus membantu kandidat Partai Republik Amerika Serikat yang mendukung agenda mantan presiden Donald Trump dalam pemilihan.

"Dia (Peter Thiel) telah menjabat di dewan kami selama hampir dua dekade, dan kami selalu tahu bahwa pada titik tertentu dia akan mencurahkan waktunya untuk kepentingan lain," kata pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dikutip dari AFP, Selasa (8/2/2022).

Thiel diperkirakan akan meninggalkan dewan direksi Meta setelah rapat pemegang saham, yang biasanya diadakan pada bulan Mei.

Diketahui bahwa Peter Thiel merupakan investor luar pertama Facebook, dengan saham yang menghasilkan ratusan juta dolar. Ia bergabung dengan perusahaan media sosial tersebut pada tahun 2005.

Thiel mengumpulkan kekayaannya melalui perusahaan pembayaran online PayPal yang didirikan pada tahun 1998, dan berinvestasi di Airbnb, Affirm, Stripe, serta SpaceX, dan perusahaan ternama lainnya.

2 dari 2 halaman

Sekilas Tentang Peter Thiel

Peter Thiel kerap disorot dengan citranya sebagai salah satu konservatif industri teknologi. Miliarder tersebut juga menjadi salah satu pendukung mantan presiden AS Donald Trump.

Dukungannya kepada Trump termasuk sumbangan dana sebesar USD 1,25 juta pada tahun 2016 untuk kampanye Trump.

"Kecerdasan, energi, dan ketelitian Mark Zuckerberg luar biasa. Bakatnya akan melayani Meta dengan baik saat dia memimpin perusahaan ke era baru," kata Thiel dalam pengumumannya.

"Perusahaan kami didirikan di Silicon Valley. Tetapi kami tampaknya semakin sedikit berbagi nilai dan komitmen sektor teknologi," kata prospektus dari Palantir, perusahaan analisis data yang didirikan bersama Thiel.

"Sejak awal, kami telah berulang kali menolak peluang untuk menjual, mengumpulkan, atau menambang data," ungkapnya.