Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi meyakini, kebijakan pengurangan likuiditas (tapering off) Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserves (The Fed) tidak akan berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia.
Sebab, ekonomi domestik dinilai mempunyai ketahanan yang cukup kuat. Ini tercermin dari berbagai indikator menunjukkan besar kemungkinan Indonesia tidak akan mengalami dampak tapering seperti krisis 2013, atau yang dikenal sebagai taper tantrum.
"Jadi, kami yakin bahwa ekonomi fundamental cukup kuat," katanya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (9/2/2022).
Advertisement
Darmawan menyatakan, indikator pertama baiknya ketahanan ekonomi nasional tercermin dari cadangan devisa yang cukup kuat. Per Januari 2022, nilai cadangan devisa RI mencapai USD 141,3 miliar.
Indikator lainnya ialah kinerja neraca perdagangan Indonesia yang berhasil mencatatkan surplus meski dibawah tekanan pandemi Covid-19.
Keberhasilan ini diperoleh setelah kinerja ekspor mampu bertahan lebih tinggi ketimbang impor.
"Peningkatan ekspor ini karena adanya peningkatan harga komoditas yang telah berkontribusi pada pemulihan ekonomi," terangnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konsumsi Rumah Tangga
Selanjutnya, tingkat konsumsi rumah tangga di Indonesia juga terus menunjukkan perbaikan setelah sempat menurun di tahun 2020 lalu akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, tingkat konsumsi swasta juga mengalami peningkatan seiring membaiknya kemampuan pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.
"meski dengan tantangan ini (tapering off), pertumbuhan Indonesia tetap akan mengalami peningkatan," tutupnya.
Advertisement