Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, meminta dukungan investor untuk early retirement (pensiun dini) operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara di Indonesia.
Adapun dana investasi yang diperlukan untuk menutup operasional pembangkit yang tidak ramah lingkungan tersebut berkisar USD 58 miliar atau sekitar Rp 832 triliun.
"Kegiatan Penutupan dini dari PLTU (batu bara) ini tentunya memerlukan dukungan investasi," tekannya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (9/2/2022)
Advertisement
Menko Luhut menyampaikan, pemerintah sendiri menargetkan 5,5 Giga Watt (GW) PLTU batu bara bisa dipensiunkan secara bertahap sebelum 2030 mendatang.
"Nantinya, Investor akan mendapatkan arus kas dari pasar karbon selama sisa periode akuisisi dilakukan," ujarnya.
Menko Luhut menambahkan, program pensiun dini PLTU batu bara tersebut diperlukan untuk mempercepat tranformasi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Tujuannya untuk menekan emisi karbon lewat penggunaan energi berbasis fosil yang tidak ramah lingkungan.
"Sehingga program emisi nol persen bisa dicapai di 2060 atau lebih awal," tutupnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Komitmen Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta transformasi menuju energi baru dan terbarukan (EBT) dipercepat untuk menjamin investasi hijau atau ramah lingkungan di Indonesia. Antara lain dengan melakukan pensiun dini (early retirement) terhadap PLTU di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Kebijakan kami untuk menjamin kepastian investasi hijau, di Jawa dan Sumatera kita mendorong early retirement PLTU ke energi baru terbarukan," ucapnya dalam acara B20 Inception Meeting, Jakarta, Kamis (27/1).
Jokowi mencatat, saat ini, ada PLTU dengan kapasitas 5,5 gigawatt (GW) yang siap dipensiunkan secara dini. Meski begitu, dia tidak menyebut secara detail lokasi PLTU yang dimaksud.
Untuk itu, Jokowi meminta partisipasi aktif kalangan pelaku usaha dalam mendukung percepatan transformasi energi baru dan terbarukan di Indonesia. Khususnya, terkait dalam penyediaan energi yang lebih ramah lingkungan melalui kegiatan investasi.
"Seperti geothermal dan solar panel. Kita akan membuka partisipasi di sektor swasta untuk berinvestasi di transisi energi ini," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement