Liputan6.com, Jakarta Program Kartu Prakerja didorong ikut ekosistem kemitraan digital untuk menciptakan pasar baru yaitu pasar ekosistem pendidikan berbasis digital. Dimana sebelumnya, ekosistem pasar tersebut masih tidak terkumpul di dalam sebuah ekosistem.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam webinar Dampak Kartu Prakerja sebagai Program Pemulihan Covid-19, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga
“Di ekosistem ini (prakerja) terdapat 180 lembaga pelatihan yang menyediakan 700 pelatihan, dan 6 platform digital atau e-marketplace dan ada 5 mitra pembayaran, ada 4 job platform, 5 lembaga asesor dan 3 lembaga pemantau,” kata Menko Airlangga.
Advertisement
Setelah hampir dua tahun berjalan, lebih dari 11,4 juta orang terdaftar sebagai penerima Kartu Prakerja. Semua berasal dari 514 kabupaten kota dengan pendidikan peserta yang beragam dari SD hingga sarjana, dari penyandang disabilitas hingga purna pekerja migran Indonesia.
“Dan ini merupakan satu hal yang membuktikan bahwa program ini bersifat inklusif dan kemarin kami ketemu dengan ketua BP2MI, Pak Benny dan sangat mengapresiasi,” ujarnya.
Karena untuk pertama kalinya para purna migran disentuh dengan program pelatihan dan semi bansos, sehingga mereka bisa masuk ke dalam job market kembali. Tentunya, ini merupakan terobosan yang sebelumnya tidak ada.
Terkait dengan pelatihan dan insentif itu juga merupakan bagian dari promotion dan protection, sehingga kartu prakerja ini menjadi sukses Story Indonesia terutama terkait dengan kegiatan di G20 yang berjudul recover together recover stronger.
“Ini menjadi bagian dari pada program Pelatihan agar no one left behind dalam perlindungan sosial dan dampak akibat pandemi covid-19. Ini semua terjadi dalam kurun waktu kurun waktu 2 tahun dan tentu ekosistem ini akan terus berkembang dan tentu memberikan nilai dan manfaat bagi angkatan kerja di Indonesia,” ungkap Airlangga.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melayani Publik
Dari perjalanan hadirnya Kartu Prakerja, beberapa hal yang bisa menjadi pembelajaran, yaitu pemerintah sendiri bertransformasi melayani publik dengan memanfaatkan teknologi digital.
Pemerintah memberikan layanan publik kepada masyarakat melalui genggaman tangan, sehingga tidak perlu secara fisik datang ke kantor-kantor untuk mendapatkan pelayanan.
“Bayangkan kalau 80 juta orang datang ke kantor dan kita harus memproses 11 juta dan kalau itu dilakukan secara analog ini akan membuat proses menjadi sulit, dan dengan digital kita mampu memproses di awal 200.000 per minggu dan sekarang kapasitas yang dimiliki adalah 800.000 per minggu,” katanya.
Pemerintah juga membuat kebijakan yang berbeda terutama dalam tata kelola, yaitu dipisahkannya antara kebijakan publik dan manajemen pelaksana. Sehingga, sangat relevan agar pelaksanaannya bisa menjalankan berbasis operating excellence.
“Tentunya pemerintah berterima kasih kepada tim pelaksana manajemen pelaksana Bu Deni dan timnya yang telah bekerja secara keras untuk mewujudkan sistem kartu pra kerja ini dan sekarang mendapatkan tantangan baru, adalah bagaimana me-link, menggabungkan dari pelatihan ke Sisi demand sidenya. Maka tentu ini akan membutuhkan juga next Level daripada operasional excellence-nya,” pungkas Menko Airlangga
Advertisement