Sukses

Indonesia Kebanjiran Modal USD 1,1 Miliar hingga 8 Februari 2022

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik berlanjut.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik berlanjut. Ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows yang terbatas sebesar USD 1,1 miliar sampai dengan 8 Februari 2022.

Hal itu disampaikan dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10 Februari 2022, Kamis (10/2/2022).

Lanjut Perry menyampaikan, untuk posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2022 tetap tinggi, yakni USD 141,3 miliar, setara pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

“Tingkat cadangan ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Perry.

Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan tetap baik. NPI pada 2021 diperkirakan mengalami peningkatan surplus dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus sekitar 0,3 persen dari PDB, dan surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat,” ujarnya.

Ke depan, kinerja NPI pada 2022 diprakirakan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan tetap rendah dalam kisaran 1,1 persen - 1,9 persen dari PDB.

Selain itu, surplus neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan akan tetap surplus lebih besar dibandingkan tahun lalu, terutama dari arus modal asing khususnya dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) sejalan dengan langkah-langkah perbaikan iklim investasi di dalam negeri.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Waspadai Omicron

Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 akan terus berlanjut, meski peningkatan kasus covid-19 varian omicron perlu diwaspadai.

 Sejumlah indikator ekonomi hingga Februari 2022 tetap baik, antara lain penjualan eceran, ekspektasi konsumen dan PMI sektor manufaktur.

“Ditengah perbaikan masyarakat yang melandai, dengan perbaikan itu perekonomian domestik diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada 2022 menjadi 4,7-5,5 persen,” pungkasnya.