Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia telah menyuntikan dana likuiditas (quantitative easing) kepada perbankan senilai Rp 10,34 triliun hingga 8 Februari 2022.
Sejauh ini, bank sentral melaporkan kondisi likuiditas perbankan tetap longgar sejalan dengan dampak sinergi kebijakan bank sentral dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga
"Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp10,34 triliun pada tahun 2022 (hingga 8 Februari 2022)," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Advertisement
Selain menambah likuiditas, Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 sebesar Rp 3,56 triliun hingga 8 Februari 2022.
"Pembelian itu dilakukan melalui mekanisme lelang utama sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022," jelasnya.
Kondisi likuiditas perbankan bulan Desember 2021 tetap longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 35,12 persen serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21 persen (yoy).
Likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) pada Desember 2021 yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,9 persen (yoy) dan 13,9 persen (yoy).
"Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh berlanjutnya ekspansi fiskal dan peningkatan kredit perbankan,"Â dia menandaskan.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Transaksi Digital Banking di Indonesia Tembus Rp 4.314 Triliun
Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia berkembang pesat. Hal ini seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Gubernur BI Perry Warjiyo mencatat, pada Januari 2022, nilai transaksi digital banking mencapai Rp4.314,3 triliun. Angka ini meningkat sebesar 62,82 persen secara year on year (yoy)
"Kemudian nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65 persen (yoy) mencapai Rp34,6 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39 persen (yoy) menjadi Rp711,2 triliun," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - Februari 2022 di Jakarta, Kamis (10/2).
Selanjutnya transaksi QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat, baik nominal maupun volume. Kenaikannya masing-masing meningkat sebesar 290 persen (yoy) dan 326 persen (yoy).
Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Januari 2022 meningkat 10,21 persen (yoy) mencapai Rp885,2 triliun. Bank Indonesia akan melanjutkan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 untuk memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI dan memperkuat edukasi Rupiah.
Â
Bank digital semakin marak digunakan masyarakat Indonesia. Bank digital juga dinilai bisa menjadi solusi tepat untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Sayangnya, masih banyak dari masyarakat yang belum tahu persis apa itu bank digital, serta...
Advertisement