Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia dinilaih sudah mulai menyadari penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) berkualitas tinggi. Hal ini ditandai dengan kenaikan konsumsi Pertamax pada 2021.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, penggunaan BBM Pertamax pada 2021 mencapai 20 persen dari total konsumsi gasoline, lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2020 yang hanya di angka 12 persen dari total konsumsi gasoline.
Baca Juga
"Perlahan tapi pasti penggunaan BBM Ron 92 atau Pertamax terus mengalami peningkatan," kata Mamit, di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Advertisement
Menurut Mamit, kenaikan konsumsi Pertamax menandai kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM dengan RON yang lebih tinggi sudah mulai tumbuh. Tak hanya di kota, dengan hadirnya Pertashop di desa-desa menjadi indikasi masyarakat pedesaan pun sudah sadar pentingnya menggunakan BBM RON tinggi.
"Penggunaan BBM RON 92 ke atas kini sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia," ujarnya
Kenaikan konsumsi Pertamax ini sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang penggunaan bahan bakat standar Euro 4 untuk memenuhi komitemen yang di sepakati dalam Paris Aggrement pada 2015 atau COP 21 pada Desember 2015 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030 yang akan datang.
"Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah LHK No 20 Tahun 2017 tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4. Salah satu bleid dalam Permen tersebut adalah penggunaan BBM dengan minimal RON 91 dan CN 51," paparnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Program Langit Biru
Mamit mengungkapkan, program langit biru yang dilakukan oleh Pertamina terbukti memberi edukasi yang baik sehingga menciptakan efek positif, bukan hanya kepada manusia tetapi juga pada lingkungan sesuai dengan komitmen yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Hal ini membuktikan bahwa edukasi terkait manfaat dari BBM RON tinggi sudah berjalan dengan cukup baik.”ujar Mamit.
Dia melanjutkan, kebijakan Pertamina yang sudah 2 tahun ini tidak pernah menyesuasikan harga BBM Pertamax merupakan bentuk dukungan bagi program pemerintah dalam menurunkan emisi kendaraan. Dengan begitu daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi BBM berkualitas tinggi tetap terjaga.
“Luar biasa dukungan Pertamina untuk tetap menahan harga Pertamax agar daya beli masyarakat tetap terjangkau ditengah pandemik yang kemarin melanda Indonesia. Hanya saja, kita juga mesti paham bahwa saat ini harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, " tutup Mamit.
Advertisement