Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas tempe dan tahu di pasar tradisional belum mengalami kenaikan. Saat ini telah terjadi kenaikan harga kedelai yang merupakan bahan baku dari tahu dan tempe di pasar internasional.
Sekretaris Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran menjelaskan, harga tahu dan tempe di pasar tradisional belum mengalami kenaikan karena para perajin masih menggunakan kedelai stok lama.
"Sampai dengan saat ini belum (naik), masih punya stok (lama)," ujarnya kepada Merdeka.com di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).
Advertisement
Harga tahu di pasar tradisional dibanderol Rp 500 hingga Rp 1.000 per potong tergantung pada ukuran dan kualitas. "Tempe juga masih normal. Ada yang Rp 6.000 sampai Rp 10.000 tergantung ukuran," terang Ngdiran.
Dia mengaku belum bisa memprediksi berapa besar lonjakan harga tahu dan tempe dalam beberapa waktu ke depan. Alasannya, tren harga kedelai bersifat dinamis dan belum dilakukannya belanja baru.
"Belum tahu (kenaikan). Belum belanja (kedelai) harga baru," tutupnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Tahu Tempe Bakal Naik
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memprediksi dalam waktu dekat harga tempe di tingkat pengrajin akan naik di kisaran Rp 10.300-Rp 10.600 per kg. Degitu juga untuk harga tahu per papannya berkisar Rp 52.450-53.700 atau Rp 600-700 per potong.
“Karena para pengrajin harus membeli bahan baku berkisar antara Rp 11.500 lebih sehingga mereka kita pahami harus menyesuaikan harga produk turunan dari kedelai khususnya tahu dan tempe,” kata Dirjen Perdagangan Dalam negeri Kemendag, Oke Nurwan dalam konferensi pers tentang kedelai, secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Kenaikan harga dua bahan pangan tersebut dikarenakan produksi kedelai dalam negeri sangat kecil, dan ketergantungan masyarakat sangat tinggi.
Oleh karena itu, Kemendag menghimbau agar masyarakat luas untuk memahami karena kebutuhan tahu tempe dalam bulan-bulan mendatang harganya akan menyesuaikan dengan harga kedelai dunia.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement