Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan Ekonomi Inggris melambung pada 2021 mencapai 7,5 persen. Angka itu merupakan laju pertumbuhan ekonomi Inggris tercepat sejak 1941 atau selama Perang Dunia Kedua.
Meski pada Desember 2021, ekonomi Inggris menyusut 0,2 persen karena pembatasan terkait penyebaran Covid-19 varian Omicron yang menghantam sektor perhotelan dan ritel.
Baca Juga
Namun, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebut ekonomi Inggris masih sangat tangguh.
Advertisement
"Angka hari ini menunjukkan bahwa ekonomi Omicron sangat tangguh. Kami adalah ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di G7 tahun lalu dan diperkirakan akan terus menjadi ekonomi dengan pertumbuhan tercepat tahun ini," kata Rishi Sunak, Dilansir dari BBC, Senin (14/2/2022).
"Tetapi saya tahu bahwa orang-orang khawatir tentang kenaikan harga, terutama tagihan energi... dan itulah sebabnya minggu lalu kami mengumumkan paket dukungan yang signifikan untuk membantu jutaan keluarga memenuhi biaya tagihan," ungkapnya.
Angka Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menunjukkan bahwa dalam tiga bulan terakhir di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi mencapai 1 persen.
Jumlah itu tergolong cukup sehat mengingat penyebaran Omicron dan pengenalan beberapa pembatasan di Inggris, menurut direktur statistik ekonomi ONS Darren Morgan.
"Pertumbuhan pada tahun 2021 berasal dari basis yang rendah di tahun 2020, ketika ekonomi turun tajam," kata Morgan.
"Dan jika Anda melihat di mana ekonomi Inggris sekarang, dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi... Inggris berada di tengah-tengah, dibandingkan dengan negara-negara G7," lanjut dia.
Morgan menjelaskan, perbandingan ini merujuk pada ekonomi AS, Kanada, dan Prancis yang berada di atas Inggris, sedangkan ekonomi Inggris berada di atas Italia, Jerman, dan Jepang.
Ekonomi Inggris Diprediksi Bakal Hadapi Tantangan di 2022
Meski ekonomi Inggris menurun pada Desember 2021, PDB bulanan negara itu sejalan dengan tingkat pra-Covid-19 pada Februari 2020, kata ONS.
Namun, PDB Inggris pada kuartal Oktober-Desember 2021 tetap 0,4 persen di bawah level pra-Covid-19 dalam tiga bulan terakhir di tahun 2019.
Sementara di tahun 2022 ini, ekonomi Inggris diperkirakan akan menghadapi tantangan.
Pekan lalu, Bank of England menaikkan suku bunga, dan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dari 5 persen menjadi 3,75 persen untuk tahun ini.Â
Bank of England juga memperkirakan rumah tangga di Inggris akan mengalami penurunan standar hidup paling tajam sejak catatan dimulai tiga dekade lalu.
Hal ini, menurut sekretaris Partai Buruh untuk Departemen Keuangan Inggris, Pat McFadden, berarti ekonomi akan "merangkak" tahun ini dan melihat pertumbuhan paling lambat dari negara G7 mana pun.
"Kenyataannya adalah cara pemerintah menjalankan ekonomi kita menjebak kita dalam pajak tinggi, siklus pertumbuhan rendah," ujar dia.
Inflasi Inggris diperkirakan akan mencapai 7 persen pada bulan April - bulan ketika pekerja dan perusahaan di Inggris mulai melihat kenaikan dalam kontribusi Asuransi Nasional (NI) mereka.
Advertisement