Liputan6.com, Jakarta Mogok produksi skala besar yang direncanakan sejumlah pengrajin tahu tempe akan menyebabkan imbas yang juga akan besar. Diprediksi, 500 ton tahu tempe akan hilang dari pasaran selama tiga hari saat mogok produksi dilakukan pada 21-23 Februari 2022 mendatang.
Sekretaris Jenderal Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia DKI Jakarta Hedy Kuswanto mengatakan skala produksi di DKI Jakarta sendiri adalah 5.000 ton per bulan. Dengan adanya mogok produksi, berarti suplai ke pasaran juga dipastikan terhenti.
Baca Juga
“Jakarta produksinya per bulan 5.000 ton kedelai yang diproduksi, kalau tiga hari ketemunya berapa ton itu,” katanya kepada Liputan6.com, Selasa (15/2/2022).
Advertisement
Dengan asumsi produksi di DKI Jakarta sebesar itu, berarti akan ada sekitar 500 ton produksi kedelai yang akan hilang dari pasaran di DKI Jakarta. Dengan asumsi skala produksi yang sama juga terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah, berarti akan ada total 1.500 ton produksi kedelai yang hilang di pasaran di tiga provinsi.
“Dampaknya jangan dianggap sepele, kalau DKI jakarta mogok terus Jabar mogok produksi, Jateng juga ikut di susul Jatim juga ikut, saya gak bisa bayangkan masyarakat ekonomi bawah mencari tempe dan tahu dimana?,” terangnya.
Ia khawatir, jika kedelai masih diberikan atau dikelola oleh pihak swasta, ketidakstabilan harga akan terus terjadi kembali di kemudian hari. ia menyarankan pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) bisa mengambil alih persoalan kedelai ini.
“Jujur kalau kedelan masih dilepas ke swasta pasti akan terulang, terulang dan terulang lagi setiap saat, peemritnah harus menata kembali tata niaga kedelai lewat Bulog,” katanya tegas.
Sementara itu, terkait eskalasi mogok produksi tahu tempe ini, ia mengonfirmasi akan terjadi di hampir seluruh provinsi di pulau Jawa. Diantaranya, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Ini Jateng sudah kirim dukungan dan mau mogok juga, mereka masih rapat Jawa Timur juga, nanti kalau sudah ada kesepakatan dan diputus pasti konfirmasi dukungan ke Jakarta,” ujarnya.
Senada, Ketua Puskopti DKI Jakarta H Sutaryo mengatakan produsen skala kecil akan turun ambil bagian dalam mogok produksi pada 21-23 Februari 2022 mendatang.
“Yang skala kecil dan sedang tetap berhenti, yang sudah konfirmasi Jawa Barat dan Jateng ikut Jabodetabek,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Setop Produksi dan Dagang
Informasi, menurut surat edaran yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta, sejumlah asosiasi pengrajin tahu-tempe akan melakukan setop produksi pada 21-23 Februari 2022. Diantaranya ada Komunitas PATTEN, SPTP, SPTI, A-Zaki, Primkopti Bekasi, Primkopti Kabupaten Bogor, hingga Puskopti Jawa Barat.
“Dengan ini kami beritahukan seluruh pengrajin tempe tahu se-Jabodetabek untuk mogok produksi dan dagang selama tiga hari, terhitung tanggal 21, 22, dan 23 Februari 2022 (malam Senin, hari Senin, malam Selasa, hari Selasa, malam Rabu, hari Rabu), malam Kamis, hari Kamis dagang seperti biasanya,” tulis surat tersebut.
Advertisement