Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, terus mengajak seluruh insan-insan di luar Pulau Jawa untuk menggenjot realisasi investasi.
Menurut dia, tugas utamanya bukan berada di pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Investasi/BKPM. Bahlil Lahadalia pun mengajak seluruh kepala daerah dari gubernur hingga bupati dan walikota untuk menawarkan investasi di wilayah kerjanya.
"Yang melakukan pekerjaan untuk realisasi investasi adalah kepala-kepala daerah, baik di tingkat gubernur, bupati, walikota, maupun seluruh perangkatnya. Karena itu menurut saya, keberhasilan realisasi Rp 901 triliun (di sepanjang 2021) adalah keberhasilan kita semua," ungkapnya dalam pemberian penghargaan atas capaian realisasi investasi 2021 kepada pemerintah daerah, Rabu (16/2/2022).
Advertisement
Bahlil menekankan kenapa pemasukan investasi jadi sangat penting. Dia mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan, bahwa investasi merupakan pintu masuk menciptakan lapangan pekerjaan, mensejahterakan rakyat, sekaligus memberikan nilai tambah untuk meningkatkan produktivitas negara.
"Saya sejak masuk (jadi Menteri Investasi) pingin, untuk pembangunan Indonesia itu tidak hanya fokus pada satu pulau. Saya pingin membangun Indonesia adalah membangun seluruh Kepulauan Indonesia dari Aceh sampai Papua. Itu lah esensi dari apa yang dimaksud bapak Presiden untuk membangun Indonesia sentris," bebernya.
Baca Juga
Â
Instrumen Kesejahteraan
Investasi diklaimnya jadi salah satu instrumen utama mencapai kesejahteraan rakyat. Menurut data yang dipegangnya, investasi di luar Pulau Jawa sampai kuartal III 2020 selalu di bawah Pulau Jawa.
"Apakah saudara-saudara kita di Pulau Jawa yang salah? Tidak. Karena memang syarat utama pembangunan investasi, infrastruktur yang harus memadai. Memang saudara kita di Pulau Jawa infrastrukturnya lebih memadai. SDM-nya lebih bagus, cost ekonominya jauh lebih kompetitif," singgungnya.
Melihat data tersebut, Bahlil sejak kuartal III 2020 terus menggenjot realisasi investasi di luar Pulau Jawa. Hasilnya, pemasukan modal di luar Pulau Jawa sudah mendominasi lebih dari 52 persen.
"Apakah dengan 52 persen investasi di Pulau Jawa menurun? Tidak. Karena pertumbuhannya naik terus. Tapi yang kita lakukan pengejaran adalah, di Jawa naik, di luar Jawa lebih naik," pungkas Bahlil.
Â
Advertisement