Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada perdagangan Rabu setelah Amerika Serikat mengatakan Rusia masih membangun pasukan di sekitar Ukraina.
Dikutip dari CNBC, Kamis (18/2/2022), harga emas di pasar Spot naik 0,9 persen persen menjadi USD 1.869,56. Sebelumnya, pada hari Selasa harga emas telah mencapai level tertinggi sejak Juni 2021 di sekitar USD 1.879 per ounce.
Baca Juga
Sedankan harga emas berjangka AS turun 0,8 persen pada USD 1.871,50.
Advertisement
"Emas menarik banyak investor yang mencari perlindungan karena mereka menyadari bahwa tidak akan ada resolusi cepat untuk situasi (Rusia-Ukraina) ini," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA.
“Emas memiliki jalur yang jelas lebih tinggi. Namun, itu akan memiliki beberapa momen di mana ia akan dijual karena ekspektasi pengetatan Fed yang lebih agresif," lanjut dia,
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia telah memindahkan unit-unit penting lebih dekat ke perbatasan Ukraina, meskipun Moskow bersikeras untuk mundur.
Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS membebani sentimen di pasar keuangan, mendorong investor untuk mencari tempat berlindung yang aman seperti emas.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Suku Bunga The Fed
Jajak pendapat Reuters menyatakan, The Fed akan memulai siklus pengetatannya pada bulan Maret dengan kenaikan 25 basis poin ke suku bunga acuan semalam.
"Begitu The Fed mulai menaikkan suku bunga dan ... jika lebih cepat dari yang diharapkan, Anda akan melihat emas turun, tapi saya tidak melihat keruntuhan," kata Bernard Dahdah, seorang analis di Natixis.
Naiknya suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan penjualan ritel AS rebound tajam pada Januari, tetapi harga yang lebih tinggi dapat menumpulkan dampak pada pertumbuhan ekonomi kuartal ini.
Advertisement