Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sejumlah peningkatan mobilitas yang terjadi selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Hasilnya terdapat peningkatan di sejumlah moda transportasi.
Misalnya, mobilitas untuk Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) meningkat sebesar 11,05 persen dari periode sebelumnya. Serta untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang berangkat ke luar negeri meningkat 108 persen, dan kedatangan meningkat 40 persen dari periode sebelumnya.
Baca Juga
Pada perjalanan dalam negeri, tercatat mobilitas sebanyak 6.720.521 pelaku perjalanan. Sementara dari jumlah penumpang udara, turun 8 persen dari 2.780.000 ke 2.535.000, angkutan jalan naik 24 persen dari 907.000 ke 1.121.000, angkutan penyeberangan meningkat 1 persen dari 1/713.000 ke 1.729.000.
Advertisement
Kemudian angkutan laut turun 26 persen dari 536.000 ke 395.000, serta angkutan kereta api meningkat 53 persen dari 617.000 ke 942.000.
“Rata-rata mobilitas pada masa Nataru sejumlah 326.039 penumpang per hari, pada masa pra-nataru rata-rata mobilitas sejumlah 395.691 perhari lebih tinggi 21,4 persen dibandingkan dengan masa Nataru,” katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Kamis (17/2/2022).
Sementara dari perjalanan luar negeri, terjadi peningkatan 108 persen dari periode sebelumnya untuk keberangkatan dan peningkatan 40 persen pada kedatangan. Total trafik PPLN masa Nataru Keberangkatan 50.333 ini meningkat 108 persen dari tahun sebelumnya.
Rinciannya, di Bandara Soekarno-Hatta tercatat meningkat 113 persen dari 23.489 ke 50.133, Bandara Sam Ratulangi turun 22 persen dari 253 ke 197, dan Juanda turun 99 persen dari 439 ke 3.
Puncak trafik keberangkatan PPLN adalah pada 19 desember sejumlah 3.873 penumpang. Rata-rata trafik keberangkatan PPLN pada masa Nataru (24 Desember-2 Januari 2922) sejumlah 2.298 penumpang.
“Rata-rata trafik keberangkatan PPLN pada masa pra nataru sejumlah 3356 penumpang lebih tinggi 45 persen juga dibandingkan dengan masa nataru,” katanya.
Dari sisi kedatangan luar negeri, terccatat 51.975 penumpang atau meningkat 40 persen dari periode sebelumnya. Di Soekarno Hatta meningkat 51 persen dari 33.872 ke 51.428, Sam Ratulangi turun 11 persen dari 969 ke 547, dan Juanda turun 100 persen dari 2.231 ke 0.
Puncak kedatangan terjadi pada 2 Januari 2022 sejumlah 3.873 penupang. Rata-rata trafik masa Nataru adalah 2.611 penumpang. Rata-rata trafik kedatangan pada masa pra nataru 3.087 lebih tinggi 18 persen dibanding masa nataru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keluar masuk Jabodetabek
Lebih lanjut, Menhub Budi menuturkan jumlah keluar masuk kendaraan ke Jabodetabek. Baik melalui tol maupun jalan arteri yang tersedia.
Melalui Jalan Tol rata-ratanya meningkat 149.079 atau naik 12 persen dari tahun sebelumnya, 148.713 kendaraan masuk Tol, dan 149.444 keluar tol.Sementara jalan arteri mengalami penurunan 14 persen dengan rata-rata 122.156 kendaraan. 120.593 kendaraan masuk jalan arteri dan 103.719 keluar jalan arteri.
“Dari apa yang kita lakukan, kita lakukan suaha yang cermat, masih terdapat pelanggaran protokol, penggunaan masker, kerumunan oleh masyarakat pengguna angkutan,” katanya.
Kemudian, kedatangan PMI yang relatif banyak berpotensi menyebabkan kepadatan di gate kedatangan internasional Jakarta. Untuk itu perlu dilakukan sharing ke bandara Juanda yang memerlukan kooordinasi atau keputusan lintas KL.
“Masih ditemukan upaya keluar masuk perbatasan negara yang tidak melalui entry point resmi,” katanya.
Kemudian, sebagai langkah tindak lanjut, Kemenhub melakukukan peningkatkan upaya kolaboratif dan koordinasi secara intensif antar stakeholder dalam pengendalian mobilitas nataru. Melakukan pengawasan dan monitoring secara intensif terhadap trafic domestik meupun internaional.
“Terus mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam menggunakan angkutan umum,” kata dia.
Advertisement