Sukses

Indonesia Bongkar Masalah Sistem Kesehatan Global, Kualitasnya Tak Merata

Saat ini dinilai ada kelemahan dalam sistem kesehatan global yang terindikasi dengan penyebaran pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah RI yang kini memegang Presidensi G20 2022 merasa bertanggung jawab atas sistem kesehatan global.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menilai, saat ini memang ada kelemahan dalam sistem kesehatan global. Itu terindikasi dengan penyebaran pandemi Covid-19.

"Harusnya itu bisa diantisipasi. Ini ingin kita capai konsensus, bagaimana caranya supaya ke depan ada yang namanya global preparedness for future pandemi," tegas Febrio dalam side event Presidensi G20 Indonesia, Kamis (17/2/2022).

Tak hanya memandang ke luar, Indonesia juga perlu menilik sistem kesehatan nasional. Febrio beranggapan, kapasitas Indonesia dalam menangani wabah pandemi relatif cukup oke, walaupun masih banyak yang harus dibenahi.

"Puskesmas kita sudah siap apa belum untuk melihat bila terjadi penularan di tingkat desa, akan jadi wabah atau tidak. Lalu bagaimana koordinasi dari tingkat desa, kecamatan, sampai ke pusat," tuturnya.

Febrio berujar, transformasi digital seharusnya sudah bisa mengkoordinasikan hal itu, sehingga tidak perlu lagi dilakukan secara manual. Nyatanya, banyak negara di dunia yang belum tersentuh fasilitas kesehatan memadai.

"Negara-negara lain seperti apa, Mozambik seperti apa, Somalia seperti apa, Eritrea seperti apa, Latin Amerika seperti apa. Ini tidak merata. Ini yang kemudian kita harus bicarakan, bagaimana sistem kesehatan yang kualitasnya tidak merata itu," singgungnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Antisipasi Wabah Penyakit

Padahal, dunia saat ini sudah mempersiapkan global public goods untuk mengantisipasi terjadinya wabah penyakit. Sebab tak bisa dipungkiri, krisis pandemi yang terjadi pada salah satu negara bisa menyebar dengan sangat cepat ke belahan dunia lain.

"Lalu kita identify, bahwa WHO bagus punya program kesehatan. Tapi uangnya tidak ada. Maka di sinilah bangun konsensus, bagaimana kita membiayai yang namanya global preparedness for future pandemi itu. Ini tidak mudah, ada kepentingan global politik di sana," ujar Febrio.

Â