Sukses

Transformasi Bisnis Beres, Digiserve Optimis Tumbuh Jadi Perusahaan Besar

Digiserve telah selesai melakukan transformasi bisnisnya, setelah kepemilikannya diakuisisi oleh PT Telkom Indonesia (Persero) melalui TelkomMetra di 2021.

Liputan6.com, Jakarta PT Digital Aplikasi Solusi atau yang lebih dikenal sebagai Digiserve by Telkom Indonesia telah selesai melakukan transformasi bisnisnya, setelah kepemilikannya diakuisisi oleh PT Telkom Indonesia (Persero) melalui TelkomMetra di tahun 2021.

Dengan transformasi ini Digiserve semakin yakin dapat memberikan pelayanan terbaik untuk memperkuat bisnis pelanggan, agar terus tumbuh dan mencapai hasil maksimal.

Presiden Direktur Digiserve Ahmad Hartono,  menjelaskan bahwa setelah menyelesaikan transformasi bisnisnya, kini Digiserve siap untuk mengakselerasi pertumbuhan, dengan menghadirkan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Adanya dukungan kuat dari Telkom Group membuat perusahaan makin percaya diri dalam menjawab tantangan trean market dan bisnis ICT Managed Solutions di Indonesia. 

"Sebagai direksi baru perusahaan, saya meyakini bahwa Digiserve akan tumbuh menjadi perusahaan yang besar. Kuncinya terletak pada sinergi dan kolaborasi. Di sisi lain, kami juga akan menjalankan secara konsisten business plan yang sudah dipersiapkan, serta mempertahankan budaya perusahaan dan reputasinya yang sudah terbangun dengan baik," jelas Hartono dalam keterangan tertulis Kamis (17/2/2022).

Selain adanya manajemen baru, proses transformasi perusahaan juga ditandai dengan peresmian penggunaan nama dan logo baru yaitu Digiserve. Logo dengan simbol huruf d tersebut menggambarkan bisnis yang akan menjadi fokus perusahaan. Digiserve terdiri dari dua kata yang melambangkan komitmen perusahaan.  

DIGI sebagai Perusahaan Digital yang menjadi pemimpin di dalam Digital Transformation Journey bagi pelanggan dan perusahaan di Indonesia melalui karya nyata berupa produk-produk transformasi digital, seperti: SDWAN, Azure Stack, Cloud Contact Center, Digital Customer Engagement, UC&C, Security NGFW, dan Professional Service Digital Security.  

Sedangkan SERVE merupakan aktualisasi dari budaya kerja dan core value AKHLAH yang menjadi komitmen perusahaan dalam melayani, melalui nilai-nilai utama, yaitu Simplify business, Empower all people within company, Respect our planet with green and responsible digital technology, Value our people and culture of doing business dan Excite the market.

 Hartono menuturkan bahwa perusahaan berfokus kepada 5 produk portfolio dan layanan dalam mendukung transformasi digital mengingat potensi bisnis ICT Managed Solutions yang cukup besar.

Dalam kesempatan yang sama, Agus F. Abdillah, Direktur Sales dan Operasional Digiserve menjelaskan bahwa berdasarkan data IDC Black Book, 2021, belanja ICT perusahaan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 119 Triliun pada tahun 2022, tumbuh 7,6 persen dibandingkan tahun 2021.

Diperkirakan dalam 5 tahun ke depan, pasar akan tumbuh sebesar 9,2 persen (CAGR 2020-2025), didorong oleh Services dan Software sejalan dengan  transformasi digital dalam organisasi.  

"Tren customer and operational excellence tetap menjadi fokus utama perusahaan di Indonesia dengan modernisasi infrastruktur, termasuk infrastruktur cloud; optimalisasi aplikasi dengan connectivity dan digital workspaces sebagai fokus utama. Kemampuan analitik dan keamanan juga harus ditingkatkan dalam organisasi. Oleh karena itu, kami hadir menjadi solusi bagi perusahaan yang melakukan transformasi digital," jelasnya. '

Agusfa juga menjelaskan bahwa SD-WAN (Software-Defined Wide Area Network) menjadi salah satu layanan unggulan yang dihadirkan perusahaan karena pangsa pasarnya yang besar. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Infrastruktur Digital

Menurut Agusfa, faktor utama penerapan SDWAN di Indonesia yang pertama adalah Migration to the cloud dimana infrastruktur digital seperti cloud telah menjadi fokus utama perusahaan dalam perjalanan transformasi digital.

Faktor kedua adalah Optimization of network consistency dimana perusahaan membutuhkan konsistensi jaringan dengan arsitektur jaringan terbaik dalam organisasi, terutama bagi perusahaan yang memiliki banyak cabang dan kantor. 

Sedangkan faktor ketiga yaitu Automation on application performance dimana Managed SDWAN memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan manfaat jaringan dan keluaran aplikasi untuk organisasi yang akan mengarah pada efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan jaringan.

Layanan SDWAN ini berpotensi untuk diimplementasi oleh industri unggulan yaitu Perbankan dan Layanan Keuangan, karena industri ini berkembang dan menunjukkan komitmen terhadap transformasi digital di tanah air. Kemudian sektor Manufacturing, Retail and Distribution karena memiliki potensi masa depan dengan beberapa situs terintegrasi yang diharapkan dapat dibangun di era industri 4.0 di Indonesia. 

Selanjutnya adalah Sektor Pemerintahan dimana E-Government atau digital government diharapkan dapat diterapkan di antara lembaga-lembaga pemerintah di tanah air, sehingga menciptakan adanya integrasi di seluruh negeri. Terakhir sektor Resources dimana Sumber Daya diharapkan menjadi lebih stabil karena membutuhkan kinerja jaringan yang optimal dalam proses bisnis mereka.

 “Digiserve memahami bahwa perusahaan dan institusi di Indonesia berambisi untuk mempercepat proses transformasi digital. Kami berkomitmen penuh untuk membantu pelanggan dengan layanan berkualitas tinggi yang bertahan menghadapi tantangan bisnis. Untuk meningkatkan berbagai inovasi dan produktivitas, kami menggabungkan layanan utama kami dengan customer excellence untuk melihat tantangan di sisi pelanggan dari berbagai sudut dan memberikan pelayanan terbaik untuk meningkatkan kemampuan teknologi mereka,” pungkas Hartono.