Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat pagu anggaran Rp 5,1 triliun pada 2022. Dana tersebut akan dipakai untuk program pembangunan rumah susun (rusun), rumah khusus (rusus), hingga bedah rumah.
"Ditjen Perumahan juga telah melakukan rasionalisasi melalui efisiensi belanja dukungan manajemen, dan efisiensi biaya pendukung untuk program pemulihan ekonomi," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Jumat (18/2/2022).
Baca Juga
Rincian pagu anggaran 2022 Direktorat Jenderal Perumahan setelah dilakukan rasionalisasi meliputi alokasi anggaran belanja modal, belanja barang dan belanja pegawai.
Advertisement
Kemudian, belanja operasional dan non-operasional seperti prioritas pembangunan nasional, proyek strategis nasional, rehabilitasi sarana/prasarana, hingga pembangunan rumah masyarakat pasca bencana.
Adapun rincian target pembangunan rumah yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perumahan tahun ini setelah rasionalisasi, antara lain untuk pembangunan rusun sebanyak 5.141 unit dengan anggaran Rp 1,99 triliun.
Rusun tersebut diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pekerja, PNS, mahasiswa di perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan keagamaan berasrama.
Selanjutnya, pembangunan rusus sebanyak 1.823 unit dengan anggaran sebesar Rp 0,34 triliun. Khusus rusus akan difokuskan untuk masyarakat terdampak program pemerintah, terdampak bencana, daerah tertinggal, terpencil dan terluar (3T).
Â
Bedah Rumah
Kementerian PUPR juga akan menyalurkan bantuan peningkatan kualitas rumah masyarakat yang tidak layak huni, atau bedah rumah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Itu akan disalurkan kepada 101.250 unit rumah di 34 provinsi dengan anggaran Rp 2,29 triliun.
Terakhir, pembangunan 20.500 unit prasarana, sarana dan utilitas (PSU) dengan alokasi Rp 0,19 triliun untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebesar Rp 0,29 triliun.
"Kami juga akan terus mendorong pembangunan perumahan dengan pendekatan kawasan yang mengintegrasikan penyediaan rumah dengan prasarana dan sarana permukiman dengan berkolaborasi dengan Ditjen Cipta Karya," ujar Iwan
Advertisement