Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi China diprediksi akan melambat pada 2022. Hal tersebut tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 yang hanya 4 persen. Angka tersebut di bawah pertumbuhan sepanjang 2021Â yang mencapai 8,1 persen.
"Tahun ini prospek ekonomi China akan mengalami tren perlambatan," kata Kepala Pusat Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Abdurahman dalam Diskusi Publik: Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi, Jakarta, Senin (21/2/2022).
Ada beberapa alasan yang membuat pertumbuhan ekonomi China melambat. Pertama adalah tekanan yang dialami pada sektor properti dan konsumsi. Dua sektor ini memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi China yakni mencapai 29 persen.
Advertisement
Berdasarakan data, sektor konstruksi dan properti di tahun 2020 tidak begitu banyak terpengaruh. Bahkan mengalami peningkatan di kuartal terakhir tahun 2020 masing-masing 8,3 persen.
Namun sepanjang tahun 2021 kinerja sektor ini justru terjun bebas. Terakhir pertumbuhan di kuartal IV -2,1 persen untuk sektor konstruksi dan -2,9 persen.
"Pada dasarnya penurunan ekonomi Cina ini karena konsumsi properti dan listrik listri yang terkontraksi," kata dia.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di China ditopang oleh aktivitas produksi. "Aktivitas di sisi produksi yang masih tumbuh menjadi booster ekonomi (China)," kata dia.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Stimulus
Hal lain yang mendorong perlambatan ekonomi China adalah masih adanya risiko beberapa sektor yang masih membutuhkan stimulus. Tahun ini pemerintah setempat terlihat akan fokus pada kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan dukungan stimulus di moneter, fiskal dan termasuk untuk sektor properti.
"Beberapa negara sudah tidak menggunakan kebijakan stimulus tapi China baru akan melakukannya di sektor moneter," kata dia.
Dia menambahkan, awal Februari lalu Bank Sentral Tiongkok telah menurunkan beberapa suku bunga acuan. Hal ini sebagai bentuk upaya memberikan stimulus ekonomi.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber:Â
Advertisement