Sukses

BTN Telah Salurkan Rp 425 Triliun KPR selama 2015-2021

Bank Tabungan Negara (BTN) diketahui fokus terhadap pembiayaan kepemilikan rumah masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Bank Tabungan Negara (BTN) diketahui fokus terhadap pembiayaan kepemilikan rumah masyarakat Indonesia. Sejak 2015-2021, diketahui BTN telah menyalurkan Rp 425 triliun Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Wakil Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menyampaikan, capaian ini membuktikan konsistensi BTN dalam penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah. Ini juga jadi satu bisnis model dalam proses transformasi BUMN yang diinginkan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Kita satu-satunya bank yang konsisten main di perumahan, jadi kita anak rumahan, market share kami 86 persen, total KPR 40 persen, kita sudah salurin Rp 425 triliun KPR dari tahun 2015-2021,” katanya dalam Grand Opening BTN Anniversary Virtual Property Expo, Selasa (22/2/2022).

Ia menyebut, angka tinggi tersebut melibatkan 8.380 developer dan telah mengerjakan 11 ribu proyek. Saat ini, proyek-proyek itu pula sedang berjalan.

Selain itu, Nixon mengatakan, dalam tiga tahun terakhir ini, ia telah menyalurkan 388 ribu unit rumah ke kalangan milenial. Sementara, targetnya merangkul 81 juta milenial yang ada di Indonesia.

“Menuju angka 81 juta milenial ini masih jauh, bagaimana nantinya milenial ini bisa memiliki rumah, bagaimana melalui KPR BP Tapera, kami juga cari kerja sama lain yang tujuannya mendorong pembiayaan perumahan yang terjangkau,” katanya.

 

2 dari 2 halaman

Akses Transportasi

Pada kesempatan yang sama, ia menyampaikan, wilayah yang akan disasar untuk kepemilikan rumah dari milenial ini berada di wilayah urban. Kelebihannya, akan mempermudah akses ke transportasi.

Pasalnya, ia melihat banyak milenial yang bekerja di perkotaan, namun belum memiliki rumah. Ini kelompok masyarakat yang kini jadi sasaran BTN.

““Kita juga sedang upayakan gimana kajian terutama ayng udah kita mulai diskusi desil 9, ini blok yang paling sakti kemarin kita ketemu pak wamen desil 9 ini masih ada satu keputusan supaya kita bisa dorong segmen ini angka2 income Rp 8-15 juta, segmen milenial kerja di perkotaan tapi gak dapet subsidi. Segmen ini kasian juga, mereka banyak kerja di perkotaan aktif sosial media,” tuturnya.

“Wilayahnya di wilayah Urban, dekat dengan sarana transportasi, sekitar 2 kilometer dari perumahan ke sarana transportasi,” imbuhnya.