Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kasus omicron dan pandemi Covid-19 memang akan terus membayangi pemulihan ekonomi semua negara di dunia.
Dia menyebut, banyak negara dunia yang ekonominya belum pulih, lantaran tingkat pertumbuhan domestik bruto (PDB) riil masih di bawah masa pandemi.
Baca Juga
Berbeda dengan Indonesia, yang mencatat kenaikan pertumbuhan ekonomi (PDB) 1,6 persen di atas masa pre-covid. Raihan ini lebih baik dari kebanyakan negara di lingkungan G20 seperti Inggris, Perancis dan Jerman, hingga 6 negara Asean dengan kekuatan ekonomi terbesar (Asean 6).
Advertisement
"Negara-negara baik di G20 maupun Asean 6 yang belum mencapai kondisi pra pandemi. South Africa, Perancis, Jerman, UK, Malaysia, Italia, Mexico, Filipina, Thailand," bener Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pertama tahun ini, Selasa (22/2/2022).
Sri Mulyani menyatakan, kondisi seperti ini akan sebabkan masing-masing negara punya pilihan kebijakan moneter yang berbeda.
"Ini yang di dalam pertemuan G20 kemarin disebut sebagai pemulihan ekonomi yang tidak merata. Ada yang masih tertinggal, ada yang pulih kuat," kata dia.
Â
Presiden Jokowi menjelaskan asumsi ekonomi makro Indonesia pada 2020. Diantaranya besaran pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kurs Rupiah pada USD.
Tetap Waspada
Di sisi lain, ia tetap mewaspadai penyebaran kasus omicron yang sudah lebih tinggi daripada varian delta. Namun, secara angka kematian hingga kasus rawat inap, omicron lebih tertangani ketimbang Covid-19 varian delta.
"Tentu ini bukan berarti kita terlena. Kita tetap hati-hati dan terus berikan perhatian penuh. Kita harapkan tren yang dalam hal ini membaik akan bisa terakselerasi," ujar Sri Mulyani.
Advertisement