Liputan6.com, Jakarta Pemerintah optimis tren pemulihan ekonomi yang kuat akan terus berlanjut di tahun 2022. Sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh di angka 4,8 persen hingga 5,5 persen.
"Kementerian Keuangan tahun 2022 memprediksi kita bisa tumbuh di 4,8 persen sampai 5,5 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Selasa (22/2).
Baca Juga
Optimisme tersebut juga diperkirakan berbagai lembaga dunia. Teranyar Bloomberg Consensus Forecast pada Februari juga memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen.
Advertisement
Lalu pada Januari dari IMF yang memprediksi Indonesia bisa tumbuh 5,6 persen tahun 2022. Sedangkan beberapa prediksi lainnya dari tahun 2021 dilakukan oleh World Bank dan OECD yang optimis Indonesia tumbuh 5,2 persen.
Demi mencapai ramalan tersebut, kata Sri Mulyani, pemerintah akan mewaspadai berbagai peristiwa yang terjadi sepanjang tahun. Dari sisi global misalnya, akan ada ancaman tapering off The Fed yang diperkirakan tahun ini terjadi 5-7 kali.
Â
Laju Inflasi
Lalu inflasi di Amerika Serikat yang telah mencapai 7,5 persen. Hal ini bisa membuat suku bunga acuan naik signifikan. Selain itu, ini juga akan memengaruhi arus modal asing yang ada di pasar saham dan pasar keuangan dalam negeri.
"Akibatnya ke arus modal di negara emerging dan tapering," kata dia.
Namun, adanya resiko tersebut tidak membuat arus modal asing yang masuk ke Indonesia berkurang. Sebaliknya saat ini tengah mengalami arus pembalikan.
Sampai bulan Januari tercatat ada pembelian saham dan surat utang negara yang mencapai Rp 25,9 triliun. Hal ini membuat tingkat yield SBN tetap terjaga baik."Ini menarik karena suku bunga The Fed ini sudah pasti naik tapi capital balik ke Indonesia," katanya.
Tak hanya itu, pergerakan SUN dengan tenor 10 tahun relatif kompetitif. SUN dari denominasi rupiah mengalami kenaikan hingga 13 persen.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement