Liputan6.com, Jakarta Badan Pembangunan untuk PBB (UNDP), dengan dukungan dari Pemerintah Jepang, minggu ini memungkaskan program pelatihan kepada 1.293 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terkait ekonomi inklusif, berkelanjutan yang ramah lingkungan serta, pengetahuan digital, melalui program daring bernama Bisnis Lestari.
Program pelatihan bekerja sama dengan ASYX Indonesia, sebuah perusahaan Supply Chain Collaboration & Finance Technologies, dimana peserta pelatihan mencakup UMKM yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Surabaya, serta mencakup empat sektor usaha yaitu makanan dan minuman, tekstil, furnitur dan kerajinan. Perhatian khusus diberikan untuk pelibatan pemilik usaha yang berasal dari kelompok pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
Baca Juga
CEO ASYX Lishia Erza menyampaikan, UMKM Indonesia merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional, dan sektor ini telah mengalami dampak berat pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan kerentanan UMKM yang memang sudah ada sebelum pandemi.
Advertisement
Di antaranya adalah kesulitan akses dukungan finansial karena ketidaklengkapan persyaratan/legalistas; selain kesulitan akses digital.
Karena itu berbagai dukungan diberikan kepada UMKM. Antara lain, berupa modul pelatihan yang dikembangkan mencakup inovasi, kualitas produk, gesit dan sigap berdasarkan prinsip inklusif, hijau, dan berkelanjutan.
Selain itu, mereka juga dibekali dengan ketrampilan perumusan strategi pertumbuhan dan negosiasi dengan tujuan memampukan UMKM menjadi bagian rantai nilai di sektor masing-masing. 200 UMKM yang telah mengikuti proses pelatihan dan seleksi yang ketat akan menampilkan Bisnis Lestari mereka bertujuan menjadi Gesit, Untung, Sirkuler, Tangguh dan Inklusif (GUSTI).
Dalam webinar yang digelar pada Senin (21/2/2022), para pembicara yang hadir menyatakan pandangan terkait pentingnya peran UMKM untuk mengurangi jejak karbon dan bertransformasi menjadi ekonomi yang lebih hijau, inklusif dan berkesinambungan.
“Inisiatif hari ini adalah contoh bagaimana dua negara G20, Jepang dan Indonesia, bekerja sama untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat. Hari ini Anda akan mendengar dari mitra proyek kami di sesi panel kemudian pengalaman kami dalam memfasilitasi transformasi UKM. Kami harap ini menginspirasi Anda untuk memperluas apa yang telah kami mulai dan bergabung dengan kami dalam membuat lebih banyak bisnis inklusif dan berkelanjutan,” ucap Lishia Erza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/2/20222).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekosistem Digital
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktif dan Daya Saing, Yunus menyampaikan, pada tahun 2022, 40 persen program menteri ditargetkan untuk UMKM.
Target di tahun 2024 UMKM yang masuk ekosistem digital meningkat 20 Jutaan. Inilah mengapa program UNDP yang meningkatkan dan mengeksklusifkan ekonomi digital hijau dan tumbuh dalam pelatihan adalah apresiasi tertinggi dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Sementara itu, Resident Representative UNDP Indonesia Norimasa Shimamura menyampaikan, kolaborasi dan pengalaman berkelanjutan dalam cuaca di masa pandemi ini telah mengajarkan bahwa kami memiliki kemampuan untuk berinovasi dan mengatasi tantangan untuk tetap memenuhi agenda global 2030 untuk pembangunan berkelanjutan.
“Jadi mari kita terus bekerja sama menuangkan kepentingan bersama untuk membangun bisnis yang inklusif dan berkelanjutan untuk pulih bersama dan lebih kuat,” ucapnya.
Duta Besar Jepang di Indonesia, Kanasugi Kenji menambahkan, bahwa, UMKM bukan hanya tentang ekonomi tetapi juga bagian dari budaya Indonesia. Inilah sebabnya mengapa pemerintah Jepang menyumbangkan jutaan dolar untuk mendukung inisiatif ini. Acara hari ini akan memberikan kesempatan yang baik bagi penerima manfaat untuk menunjukkan pencapaian proyek.
Menurut Kanasugi, Jepang sangat peduli dengan berbagai produk UMKM Indonesia. “Di Instagram saya, Anda akan menemukan bahwa saya sering menikmati makanan lokal dan saya hampir setiap hari termasuk hari ini memakai batik yang dibuat oleh usaha kecil,” ucap Kanasugi.
Advertisement