Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha di Inggris kini menjadi lebih percaya diri terhadap ekonomi, ketika bisnis di negara itu telah melewati pembatasan yang disebabkan gelombang penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Konfederasi Perekrutan dan Ketenagakerjaan Inggris (REC) mengatakan kepercayaan pada ekonomi naik 6 poin ke level bersih -5 dalam tiga bulan hingga Januari 2022.
"Ini menunjukkan ekspektasi yang lebih positif untuk ekonomi pada 2022, meskipun ada ancaman kenaikan inflasi dan kekurangan tenaga kerja," kata REC, dikutip dari laman Euro News, Rabu (23/2/2022).
Advertisement
Niat perekrutan dalam jangka pendek di Inggris juga meningkat, meskipun permintaan pekerja sementara lebih banyak daripada pekerja tetap.
Dengan demikian, hal ini menjadi peringatan bagi perusahaan di Inggris agar lebih berhati-hati dalam memproses penerimaan karyawan.
Kepala eksekutif REC, yakni Neil Carberry, menyarankan perusahaan di Inggris agar mencoba menarik kandidat dari berbagai latar belakang dan kemampuan yang lebih luas, salah satunya terbuka untuk pekerja yang mampu kerja jarak jauh.
"Bekerja secara hybrid atau jarak jauh akan menjadi salah satu bagian dari itu – kami tahu bahwa lebih banyak pekerja yang menuntutnya," kata Carberry.
"Tetapi manfaat, kondisi, dan peluang pengembangan lainnya juga merupakan bagian penting dari strategi orang-orang yang sukses," tutur dia.
Â
Kekurangan Pekerja Dikhawatirkan Perkuat Risiko Inflasi
Bank sentral Inggris, yakni Bank of England menyatakan keprihatinannya tentang kekurangan kandidat di perusahaan-perusahaan dengan tingkat rekor tertinggi.
Masalah tersebut dikhawatirkan dapat menyebakan tekanan inflasi jangka panjang.
Survei REC terhadap 600 pengusaha di Inggris dilakukan antara 5 November 2021 dan 26 Januari 2022, sebelum Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pekan ini bahwa semua pembatasan terkait virus corona akan dicabut.
Advertisement