Sukses

Harga Emas Masih Kinclong Usai Cetak Rekor Tertinggi dalam 9 Bulan

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.906,58 per ons, setelah mencapai level tertinggi hampir 9 bulan di USD 1.913,89 pada hari Selasa.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas menguat di atas level kunci USD 1.900. Kenaikan harga emas ini lantaran Ukraina mengumumkan keadaan darurat terkait konflik dengan Rusia.

Sedangkan harga palladium meroket 4,5 persen mendekati level tertinggi enam bulan pada hari Rabu, didorong oleh kekhawatiran pukulan pasokan dari produsen utama Rusia.

Dikutip dari CNBC, Kamis (24/2/2022), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.906,58 per ons, setelah mencapai level tertinggi hampir 9 bulan di USD 1.913,89 pada hari Selasa.

Sementara harga emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen ke level USD 1.910,40.

Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu dan meminta warganya di Rusia untuk melarikan diri, sementara laporan serangan dunia maya di beberapa situs web negara menambah ketegangan geopolitik.

Amerika Serikat dan sekutunya meluncurkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas pengakuannya atas dua wilayah separatis di Ukraina timur.

"Jika kekhawatiran atas ketegangan geopolitik mereda, itu akan meninggalkan jalur pengetatan kebijakan Fed sebagai pendorong utama emas, dengan kenaikan lebih lanjut dalam imbal hasil Treasury riil kemungkinan akan melepaskan premi risiko geopolitik yang saat ini dimasukkan ke dalam harga emas," kata Han Tan, Kepala Analis Pasar di Exinity.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Produsen Emas Terbesar Ketiga di Dunia

Rusia merupakan produsen emas terbesar ketiga di dunia, sedangkan Nornickel negara itu juga merupakan produsen utama paladium dan platinum. Keduanya digunakan dalam catalytic converter untuk membersihkan asap knalpot mobil.

Rusia memproduksi 2,6 juta troy ons paladium tahun lalu, atau 40 persen dari produksi tambang global, dan 641.000 ons platinum, atau sekitar 10 persen dari total produksi tambang.

"Jika kita melihat serangkaian sanksi yang mengurangi pembiayaan dan aliran bebas material ke seluruh dunia, kita dapat melihat pengetatan kondisi yang signifikan untuk paladium. mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Dia menambahka, platinum bisa melihat reli yang cukup signifikan dengan paladium kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi yang terlihat tahun lalu di atas USD 3.000 per ounce.

Sedangkan harga perak naik 1,6 persen menjadi USD 24,47 per ounce dan platinum naik 1,1 persen menjadi USD 1.087,20.