Liputan6.com, Jakarta Harga daging sapi meroket tembus Rp 165 ribu per kg di beberapa pasar tradisional Jakarta. Merespon hal ini, pedagang daging di Jabodetabek akan mulai mogok berjualan selama 5 hari, mulai 28 Februari-4 Maret 2022.Â
Menindaki ancaman tersebut, Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Djoni Liano, lantas meminta penjual memahami jika harga keekonomian daging sapi internasional kini sedang naik.
Baca Juga
"Seharusnya kawan-kawan asosiasi pedagang daging harus menyadari kondisi begini. Jangan hanya berpikir sepihak. Harusnya dia memahami background," kata Djoni kepada Liputan6.com, Kamis (24/2/2022).
Advertisement
Namun, ia coba memahami reaksi yang timbul dari para pedagang daging. Sebab, mereka belum mendapat edukasi atau sosialisasi dari pemerintah soal kenaikan harga.
"Tapi saya lihat mereka tidak mendapat dukungan dari pemerintah, karena pemerintah memahami kan," ujar dia.
Â
Penjelasannya
Djoni turut memberi penjelasan, kenapa harga daging sapi potong di pasaran jauh lebih mahal dibanding harga impornya.
"Daging dan sapi kadang-kadang orang lihatnya sama saja. Beli sapinya cuman USD 4,2 (per kg berat hidup), kok jualnya di sini Rp 130 ribu (per kg). Padahal kan seekor sapi itu hanya menghasilkan daging 30 persen. Jadi kalau beratnya 400 kg, itu dagingnya cuman 130 kg," terangnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi, tak bisa mentolerir harga daging sapi yang terus melonjak sejak 2021.
"Kita akan mogok 5 hari ke depan dari 28 Februari-4 Maret 2022. Rencana menghentikan aktivitas penjualan daging serentak selama 5 hari jadi agenda rutin pedagang tiap tahunnya, akibat carut marutnya kebijakan dan tata kelola niaga pemerintah," kecamnya.
Â
Advertisement
Pedagang Rugi Terus
Anawi menyampaikan, selama ini pedagang terus merugi. Modal harga pokok penjualan (HPP) saat ini mencapai Rp 127.500 per kg. Sementara harga jual daging sapi sudah mencapai Rp 130 ribu.
"Orang pergi, tidak mau beli. Akhirnya dijual lebih rendah, jadi kita rugi terus," keluh dia.