Liputan6.com, Jakarta Harga minyak tergelincir pada perdagangan Jumat setelah naik tajam di awal sesi. Anjloknya harga minyak terjadi di tengah kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan global akibat sanksi terhadap eksportir minyak mentah utama, Rusia.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (26/2/2022), harga minyak mentah Brent untuk kontrak April turun USD 1,15 atau 1,2 persen menjadi USD 97,93 per barel, setelah naik setinggi USD 101,99. Sedangkan Kontrak Mei yang lebih aktif turun USD 1,30 atau 1,4 persen menjadi USD 94,12.
Baca Juga
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,22 dolar atau 1,3 persen menjadi 91,59 dolar per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 95,64 dolar.
Advertisement
Untuk minggu ini, Brent naik sekitar 4,7 persen sementara WTI berada di jalur untuk naik sekitar 0,6 persen.
Pada hari Kamis, invasi Rusia ke Ukraina mendorong harga di atas USD 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014, di mana harga minyak Brent menyentuh USD 105, sebelum memangkas keuntungan pada penutupan perdagangan.
Serangan Rusia ke Ukraina menjadi serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Hal ini mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Pada hari Jumat, rudal Rusia menghantam Kyiv, keluarga meringkuk di tempat penampungan dan pihak berwenang mengatakan kepada penduduk untuk menyiapkan bom Molotov untuk mempertahankan ibukota Ukraina.
Pada hari Kamis, Presiden AS Joe Biden menanggapi invasi dengan gelombang sanksi yang menghambat kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama bersama dengan sanksi terhadap bank dan perusahaan milik negara.
Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa juga meluncurkan sanksi, termasuk langkah Jerman untuk menghentikan sertifikasi pipa gas Rusia senilai USD 11 miliar.
.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cadangan Minyak
Biden mengatakan Amerika Serikat sedang bekerja dengan negara-negara lain dalam pelepasan gabungan minyak tambahan dari cadangan minyak mentah strategis mereka.
"Jelas pembicaraan tentang SPR (Cadangan Minyak Strategis) masih di luar sana dan itu menjadi faktor negatif, tetapi ketidakpastian memasuki akhir pekan akan mendukung, (harga minyak)," kata Phil Flynn,Analis Senior Price Futures Group, Chicago.
China telah meningkatkan pembelian cadangan minyaknya tahun ini bahkan ketika harga minyak melonjak, meskipun ada seruan dari Washington untuk rilis saham terkoordinasi global untuk membantu mendinginkan pasar.
Kesepakatan di antara produsen minyak OPEC+ tidak menunjukkan celah sejauh ini, sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, dan kelompok itu kemungkinan akan tetap pada rencana kenaikan produksi 400.000 barel per hari pada April meskipun minyak mentah mencapai USD 100 per barel.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen termasuk Rusia, bertemu pada hari Rabu untuk membuat keputusan.
Â
Advertisement