Sukses

Indonesia Pimpin Pengelolaan Lingkungan dan Atasi Perubahan Iklim di G20

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan Kick Off G20 on Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan Kick Off G20 on Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG).

Agenda EDM-CSWG ini strategis bagi Indonesia dalam Forum G20 untuk menunjukan kepada dunia, kekuatan kita dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian iklim yang berkelanjutan, terutama karena pada tahun 2022 ini Indonesia menjadi Presidensi G20.

“Kita tunjukan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia, terutama dalam konteks Environment and Climate Sustainability, karena kita bangsa pekerja, pemikir, antisipatif, inovatif, responsif,” ujar Menteri LHK, Siti Nurbaya dalam sambutannya dalam acara Kick Off G20 on EDM-CSWG ini, seperti ditulis, Rabu (2/3/2022).

Menteri Siti pun menyebutkan jika semua keberhasilan kerja sektor lingkungan, kehutanan dan pengendalian perubahan iklim di Indonesia bukan hanya hasil kerja Kementeriannya saja, melainkan merupakan hasil kerja keras semua pihak, unsur-unsurstruktur negara dan elemen bangsa seperti, eksekutif, legislatif, yudikatif, masyarakat, akademisi, aktivis, jurnalis, dunia usaha, komunitas, masyarakat adat, juga dukungan kerjasama yang baik negara sahabat dan multilateral.

Forum G20 merupakan forum yang sangat penting untuk Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu, saling mendukung untuk pulih, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan terutama akibat pandemi Covid-19. Hal ini penting karena negara-negara anggota G20 merupakan kekuatan dunia yang dominan yang tentu saja memiliki kekuatan dan kemampuan menjawab tantangan tersebut.

“Sebagai mana kita ketahui bahwa negara-negara, G20 menguasai sekitar 80 persen perekonomian dunia, tetapi juga menghasilkan sekitar 80 persen emisi gas rumah kaca global, menghasilkan sebagian besar marine plastic litter, tetapi pada saat yang bersama juga merupakan kekuatan untuk menjawab dan mengatasi tantangan tersebut,” kata Menteri Siti.

 

2 dari 3 halaman

3 Misi Utama

EDM-CSWG pada presidensi G20 Indonesia kali ini, mengusung tiga isu prioritas yang akan menjadi fokus pembahasan dari setiap pertemuan yaitu:

1. Mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting more sustainable recovery);

2. Peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land-and seabased actions to support environment protection and climate objectives); dan

3. Peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing resource mobilization to support environment protection and climate objectives).

Tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20 melalui adopsi suatu Communiqué melalui pembahasan substansi dan elemen dari Communiqué yang akan diselenggarakan dalam tiga pertemuan tingkat Deputi/Direktur Jenderal Anggota G20 secara berurutan mulau dari di Yogyakarta pada 21 – 24 Maret 2022; di Jakarta pada 19 – 21 Juni 2022; dan di Bali pada 29 – 30 Agustus 2022.

“Indonesia memandang sangat penting juga untuk memastikan bahwa komitmenkomitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata. Leading by examples oleh seluruh negara G20 dan akan akan menjadi contoh bagi negara-negara lain,” tegas Menteri Siti.

Dalam pertemuan EDM-CSWG ini, pemerintah Indonesia juga akan membawa misi penguatan kerja sama global untuk bisa menghasilkan kesepatan dan aksi nyata terhadap topik-topik EDM. Selain itu, untuk mendukung isu prioritas pada Climate Sustainability Working Group (CSWG) telah dilakukan rangkaian study sebagai basis pembahasan bagi penyusunan Communiqué/Deklarasi tingkat Menteri.

 

3 dari 3 halaman

Peserta

Rangkaian pertemuan EDM-CSWG tidak hanya akan dihadiri oleh anggota G20. Pemerintah Indonesia juga turut mengundang Spanyol sebagai negara undangan permanen, Belanda, Singapura, Fiji, Belize, Senegal, Rwanda, dan Uni Emirat Arab. Fiji menjadi representasi negara berkembang dan negara kepulauan, sedangkan Belize, Senegal, Rwanda, sebagai representasi kemajukan negara-negara di Benua Afrika.

Selain negara, sejumlah organisasi internasional juga akan terlibat dalam pertemuan ini antara lain UNEP, FAO, IFAD, UNDP, dan ASEAN.

Menteri Siti pun mengajak partisipasi aktif semua pihak dalam berbagai agenda G20 pada umumnya, dan agenda perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang berkelanjutan pada khususnya.

“Marilah kita dan seluruh dunia bahu membahu dan berkolaborasi. Dari Indonesia, Dunia Pulih bersama,” pungkas Menteri Siti.

Hadir mendampingi Menteri LHK, dan sekaligus memberikan penjelasan rinci tentang agenda EDM-CSWG adalah Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Laksmi Dhewanthi, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Relianto, dan Kepala Biro Humas KLHK Nunu Anugrah. Acara ini dihadiri oleh para jurnalis/media, aktivis, perguruan tinggi, swasta, UPT KLHK dan admin media sosial KLHK di seluruh Indonesia.