Sukses

Truk ODOL Biangkerok Jalan Rusak, Negara Rugi Rp 44 Triliun Setahun

Kehadiran truk berlebih muatan atau truk ODOL (over dimension overload) kian jadi sorotan.

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran truk berlebih muatan atau truk ODOL (over dimension overload) kian jadi sorotan. Persebarannya di jalanan turut meninggalkan jejak berupa kerusakan jalan, membuat negara jadi rugi besar.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit, bahkan memperkirakan, total kerugian akibat truk ODOL mencapai Rp 44 triliun per tahun.

Angka tersebut lebih besar dari estimasi Kementerian Perhubungan senilai Rp 43 triliun. Ini berasal dari dana untuk memperbaiki jalan nasional yang rusak akibat dilewati kendaraan tersebut.

"Ini sudah jadi biaya yang sangat besar. Kalau direferensi Bina Marga itu Rp 43 triliun setiap tahun untuk belanja infrastruktur jalan. Kalau di jalan tol, perkiraan kami at least sekitar Rp 1 triliun per tahun," terang Danang dalam forum webinar G20, Rabu (2/3/2022).

Menindaki situasi ini, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan untuk lebih mendeteksi truk ODOL. Itu dilakukan melalui penerapan sistem teknologi penimbangan kendaraan Weigh in Motion (WIM).

"Ini sudah kita ujicobakan dengan Kementerian Perhubungan. Kita bekerjasama untuk melakukan proof of concept untuk kendaraan ODOL, itu di Jalan Tangerang-Merak," sambung Danang.

Sistem WIM dipasang melintang, kemudian secara otomatis bakal mengidentifikasi beban dan domestik kendaraan yang melintas. Terutama untuk kendaraan obesitas seperti truk.

 

2 dari 2 halaman

Teknologi

Mesin WIM dilengkapi dengan teknologi seperti peralatan dimension scanner, paranomic video camera, over view camera, video kamera ANPR untuk mendeteksi pelat nomor kendaraan, telecommunication and control rack, sensor penimbang berat, detektor jumlah roda per axle, dan vehicle detection loop.

"Karena kita ada dimension scanner dan pengukuran timbangan sambil berjalan kendaraan, jadi truk ODOL tidak perlu dihentikan di jembatan timbang," ujar Danang.

"Teknologi yang diharapkan tahun 2022 itu bisa terinstalasi dengan baik. Tahun 2023 itu sudah beroperasi penuh," tandasnya.