Liputan6.com, Jakarta PT PGN Tbk bersinergi dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) bersinergi untuk menerapkan hilirisasi gas bumi yang ramah lingkungan yaitu blue ammonia. Hal ini sejalan dengan upaya pencapaian target net zero emission sebelum tahun 2060.
Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan, Blue ammonia merupakan ammonia yang diproses melalui tahapan Carbon Capture Storage (CCS) pada saat produksi H2, sehingga lebih ramah lingkungan, mudah ditransportasikan dan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar powerplant atau sektor transportasi.
Baca Juga
Hal ini sejalan dengan target Indonesia untuk penurunan emisi karbon sampai dengan 29 persem dan menuju net zero emission sebelum tahun 2060.
Advertisement
“Kami siap berkolaborasi dengan PIM untuk melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1) yang ramah lingkungan terutama terkait bisnis Blue Ammonia,” kata Heru, di Jakarta (2/3/2022).
Menurutnya, PGN sebagai bagian dari Pertamina Group bersama PIM, BUMN, dan mitra bisnis lainya berupaya menyusun rencana bisnis yang terintegrasi mencakup seluruh potensi bisnis yang ada.
"Agar bisa merealisasikan kerjasama melalui pemanfaatan energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah, sejalan dengan salah satu isu prioritas dari 3 isu utama KTT G20, termasuk peran gas bumi dalam transisi energi,” tambah Heru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pabrik Ammonia baru
Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda, Budi Santoso Syarif mengatakan, salah satu rencana PIM ke depan adalah mengembangkan Blue Ammonia di lahan IMIA, di mana akan menggandeng PGN sebagai penyedia gas bumi dan infrastruktur gas untuk Pabrik Ammonia baru.
PIM akan menyediakan lahan dan utilitas untuk operasional pabrik, serta mengoperasikan pabrik Blue Ammonia karena pengalaman panjang PIM dalam pengoperasian pabrik pupuk.
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di pabrik ammonia akan di-capture dan di-treatment lebih lanjut dalam bentuk CCS (Carbon Capture Storage) atau CCUS (Carbon Capture Utilization Unit), sehingga Ammonia yang diproduksi menjadi Blue Ammonia.
“CO2 yang dihasilkan akan diinjeksikan ke sumur oil and gas untuk menambah tonase oil recovery. Dengan menyimpan CO2 di bawah tanah, dapat menjadi enabler untuk peningkatan produksi migas. Hal ini berpotensi meningkatkan profit PGN maupun PIM,” ujar Budi.
Advertisement