Sukses

Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Mitsubishi Kerja Sama Bangun Ekosistem Industri Hijau

PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Mitsubishi Corporation, sepakat mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Mitsubishi Corporation, sepakat mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, MoU antara Pertamina, Pupuk Indonesia dan Mitsubishi merupakan langkah awal bagi kolaborasi ke depannya.

Nota kesepahaman ini juga merupakan bagian dari misi Green Industry Cluster yang telah disepakati dan diresmikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, Pertamina, dan Pupuk Indonesia sebelumnya.

"Kami sangat berkomitmen untuk memastikan Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca berdasarkan National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persen pada 2030. Tetapi kami tidak bisa melakukannya sendirian. Kami tahu bahwa untuk mewujudkannya, kuncinya adalah partnership," ujar Pahala dalam keterangan tertulis, Kamis (3/3/2022).

Pahala menekankan, pada kegiatan Presidensi G20 yang akan berlangsung Oktober mendatang, pemerintah ingin menunjukan kepada dunia tentang keberhasilan transisi energi yang tengah digarap. Salah satunya dengan melakukan pensiun dini (early retirement) PLTU batu bara.

Namun, itu semua dapat terwujud dengan adanya kolaborasi dan sinergi yang kuat antar negara dan swasta.

"Kita juga ingin menunjukan bahwa upaya transisi energi dapat dilakukan bukan hanya melalui pensiun dini PLTU namun juga dengan cara mengurangi utilisasinya melalui kegiatan cofiring dengan ammonia dan biomassa serta bagaimana pemanfaatan teknologi seperti carbon capture," sambungnya.

 

2 dari 2 halaman

Bentuk Ekosistem Industri Hijau

Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Iman Rachman mengatakan, langkah awal untuk mewujudkan pengembangan Blue/Green Hydrogen dan Blue/Green Ammonia tentunya bakal jadi batu loncatan penting untuk membentuk ekosistem industri hijau yang lebih luas di Indonesia.

"Sejalan dengan program dekarbonisasi pemerintah, Pertamina melakukan kerjasama untuk mengembangkan blue/green hydrogen, blue/green ammonia, dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), dengan difasilitasi produksi milik Pupuk Indonesia dan co-combustion ammonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara," terangnya.

Green hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit EBT akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia. Sedangkan blue hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit low carbon dengan carbon emission treatment facility akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia, yang dapat dimanfaatkan untuk co-combustion ammonia PLTU Batubara

Pertamina, imbuh Iman, akan mendukung dan mendorong kolaborasi dengan SH Power dan NRE sebagai motor transisi energi Pertamina. SH Power dan NRE bersama partner, telah mengidentifikasi potensi EBT lebih dari 10 GW yang dapat digunakan untuk Green Hydrogen di seluruh Indonesia.

"Komitmen penuh Pertamina dalam penerapan aspek ESG telah mendorong peningkatan rating ESG Pertamina secara global. Pertamina telah menerima ESG Risk Rating oleh Sustainalytics sebesar 28,1 dan dinilai berada pada risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG," ungkapnya.

Sementara Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Bakir Pasaman menyatakan, pihaknya sangat optimis terhadap pengembangan green hydrogen, green ammonia maupun blue ammonia. Menurut dia, pengangkutan hydrogen mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dan sangat mahal.

"Oleh karena itu, untuk mendapatkan biaya pengangkutan yang ekonomis, salah satu alternatifnya adalah mengangkut hydrogen tersebut dalam bentuk ammonia. Pupuk Indonesia sangat berpengalaman dalam mengoperasikan pabrik ammonia dan hal ini merupakan satu advantage," ujar Bakir.