Sukses

KRL Jogja-Solo Tekan Konsumsi BBM hingga 51 Persen

Pemerintah berharap ke depan tingkat konversi kendaraan pribadi beralih ke KRL Jogja-Solo dapat mencapai 50 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap, 1 tahun pengoperasian KRL Jogja-Solo bisa turut menekan angka konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Ini sejalan dengan program pemerintah yang ingin beralih ke energi ramah lingkungan.

Menhub menuturkan, sebelum KRL Jogja-Solo dibangun dan dioperasikan, masyarakat sekitar di kawasan ini sangat mengandalkan transportasi jalan raya untuk mobilitas sehari-hari.

"Tingginya penggunaan moda angkutan jalan raya berimbas kepada konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Oleh sebab itu, pemerintah kemudian melakukan elektrifikasi jalur kereta api Jogja-Solo," ujarnya dalam video tapping pada webinar 1 Tahun KRL Jogja-Solo, Jumat (4/3/2022).

"Dalam kajian yang dilakukan pada 2021, kehadiran Yogya-Solo ini akan berkontribusi terhadap pengurangan angka konsumsi BBM hingga 51,7 persen," terang Budi Karya.

Lebih dari itu, dia menambahkan, pemerintah berharap ke depan tingkat konversi kendaraan pribadi beralih ke KRL Jogja-Solo dapat mencapai 50 persen.

Berkaca pada kebutuhan masyarakat yang tinggi, Menhub menilai, ketergantungan terhadap KRL Jogja-Solo sejatinya merupakan langkah penting dalam upaya membangun transportasi yang berkelanjutan.

"Namun demikian, upaya ini perlu didukung setiap kalangan dan stakeholder terkait. Dengan upaya menghadirkan KRL ramah lingkungan, maka akan menambah jarak yang lebih panjang. Juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi memanfaatkan infrastruktur ini yang sudah dibangun," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Integrasi Antarmoda

Kemenhub juga juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menghadirkan integrasi antarmoda pada stasiun-stasiun KRL Jogja-Solo. Tujuannya, demi mempermudah penumpang yang akan mengakses layanannya.

"Harapannya, jika KRL Jogja-Solo sudah semakin terintegrasi dengan angkutan umum lain, maka masyarakat beralih dari kendaraan pribadi kemudian menggunakan KRL," kata Budi Karya.

Menurut dia, kehadiran KRL Jogja-Solo sejatinya jadi batu loncatan penting dalam pengembangan sektor kereta api nasional.

"Sebab, selain demi menghadirkan sarana transportasi yang lebih ramah lingkungan, kehadiran KRL Yogya-Solo juga jadi bukti komitmen pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk mendukung industri dalam negeri," tandasnya.