Sukses

Rupiah Berpotensi Melemah Selasa 8 Maret 2022

Rupiah berpotensi ditutup melemah dalam perdagangan Selasa, 8 Maret 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan kedua Maret 2022, Senin (7/3/2022), Rupiah ditutup menguat 28 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 35 poin di level Rp.14.415 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.386.

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, untuk perdagangan Selasa, 8 Maret 2022, Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tetapi ditutup melemah direntang Rp.14.390 hingga Rp.14.440.  

Secara eksternal, pergerakan rupiah pada awal pekan ini dipengaruhi dolar AS yang menguat terhadap mata uang lainnya karena perang di Ukraina mengirim harga minyak melonjak dan memicu kekhawatiran akan kejutan stagflasi yang dapat memukul Eropa.

Invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, dengan Presiden Vladimir Putin bersumpah untuk melanjutkan sampai Ukraina menyerah. Pertempuran sengit mencegah sekitar 200.000 orang dievakuasi dari kota Mariupol untuk hari kedua berturut-turut pada Minggu.

"Kami melihat peningkatan yang sangat signifikan dalam kekhawatiran seputar gangguan dengan Ukraina tampaknya karena konflik menunjukkan tanda-tanda meluas," kata Spivak dari DailyFX, menunjuk pada spekulasi tentang lebih banyak sanksi Barat dan potensi larangan resmi impor minyak Rusia. 

Sementara itu, Bank Sentral Eropa akan menurunkan keputusan kebijakannya akhir pekan ini, dengan bank sentral diperkirakan akan menunggu hingga bulan-bulan terakhir tahun 2022 untuk menaikkan suku bunganya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Sentimen Internal

Adapun secara internal dipengaruhi oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang telah melaksanakan setelmen atas transaksi pertama penerbitan 2 seri Surat Utang Negara (SUN) khusus bagi Wajib Pajak (WP) yang mengikuti Program Pengungkapan Sukarela (PPS) atau Tax Amnesty  jilid II, Jumat, 4 Maret 2022.

Transaksi tersebut dilakukan pada 25 Februari 2022 melalui mekanisme Private Placement SUN dan diikuti oleh 4 Dealer Utama (DU) SUN yang menyampaikan penawaran pembelian mewakili 10 Wajib Pajak yang mengikuti PPS.

Dengan keberhasilan transaksi ini, pemerintah masih membuka penawaran penempatan dana ke investasi SBN sebanyak 9 periode sepanjang tahun 2022 dengan rincian sebanyak 4 SUN dan 5 SBSN.

Sampai dengan hari ini, harta bersih yang diungkap dalam PPS telah lebih dari Rp 23,1 triliun dengan harta komitmen investasi sebesar lebih dari Rp 1,4 trliun.

Wajib Pajak akan memperoleh keistimewaan pengenaan tarif terendah baik di kebijakan I maupun II PPS dengan berkomitmen menginvestasikan harta yang diungkapnya.