Sukses

Harga Emas Anjlok Usai Dekati Level Termahal dalam Sejarah

Harga emas di pasar spot turun 3,3 persen menjadi USD 1.983,96 per ounce

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 3 persen karena penurunan harga minyak membantu aset berisiko rebound setelah penurunan tajam didorong oleh perang Ukraina.

Sedangkan Paladium turun sekitar 9 persen pada perdagagan Rabu untuk memimpin pembalikan tajam pada logam mulia.

Dikutip dari CNBC, Kamis (10/3/2022), harga emas di pasar spot turun 3,3 persen menjadi USD 1.983,96 per ounce, menghentikan reli yang membawanya mendekati level tertinggi sepanjang masa Agustus 2020. Harga Emas berjangka AS turun 2,7 persen pada USD 1.988,20.

Harga Paladium, yang digunakan oleh pembuat mobil dalam catalytic converter untuk mengekang emisi, turun 7,5 persen menjadi USD 2.940,72 per ounce setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.440,76 pada perdagangan Senin didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan dari produsen utama Rusia.

“Segalanya tidak bisa terus naik. Pada titik tertentu, tingkat keseimbangan harus dicapai,” kata Edward Meir, analis ED&F Man Capital Markets.

Dia menambahkan paladium masih bisa naik lebih tinggi karena defisit sebelum krisis.

“Pada tahap tertentu, semua harga komoditas ini harus mengabaikan fakta bahwa tidak ada output Rusia yang masuk, apa pun komoditas yang Anda bicarakan,” tambah Meir.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Harga Perak

Harga perak di pasar spot turun 3 persen menjadi USD 25,59 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi hampir sembilan bulan pada hari Selasa. Harga platinum turun 7 persen menjadi USD 1.072,41. Pembalikan ini juga didorong oleh aksi ambil untung, kata para analis.

Ekuitas rebound karena harga minyak mereda dan investor mengambil saham yang dihantam oleh kekhawatiran atas sanksi terhadap Rusia.

Emas dianggap sebagai investasi yang aman di tengah ketidakpastian tersebut.

“Jika ketidakstabilan saat ini dalam istilah geopolitik berlanjut, sangat mungkin kita akan mencari harga tertinggi baru sepanjang masa untuk logam mulia,” kata Michael McCarthy, kepala strategi di Tiger Brokers, Australia.