Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis pagi ini. Penguatan nilai tukar rupiah ini seiriing meredanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Pada Kamis (10/3/2022), nilai tukar rupiah bergerak menguat 47 poin atau 0,32 persen ke posisi 14.295 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.342 per dolar AS.
"Sentimen pasar terhadap aset berisiko kembali terlihat positif pagi ini. Ketegangan yang sedikit mereda di Ukraina membantu sentimen positif tersebut," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, dikutip dari Antara.
Advertisement
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tidak lagi mendesak keanggotaan NATO yang menjadi salah satu alasan Putin menginvasi Ukraina. Di sisi lain, harga minyak mentah juga terlihat menurun.
"Ini bisa membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini dengan potensi penguatan ke kisaran 14.300 dan resisten di kisaran 14.380," ujar Ariston.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen Dalam Negeri
Dari dalam negeri, lanjut Ariston, kebijakan pemerintah yang melonggarkan aktivitas ekonomi dan bersiap masuk ke fase endemi, juga membantu penguatan rupiah.
"Tapi di sisi lain, dolar AS terlihat menguat terhadap mata uang regional dan utama dunia pagi ini. Ini bisa menahan penguatan rupiah," kata Ariston.
Menurut Ariston, penguatan dolar mungkin bisa disebabkan oleh kemungkinan kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang akan diumumkan minggu depan.
"Situasi perang mendorong kenaikan inflasi global dan juga di AS yang bisa memaksa The Fed menaikan suku bunga acuannya," ujar Ariston.
Rupiah pada hari ini diperkirakan bergerak di kisaran 14.340 per dolar AS hingga 14.440 per dolar AS.
Advertisement