Sukses

Mendag Muhammad Lutfi: Kita Bisa Dikte Dunia

Berdasarkan pengalaman menjalankan kebijakan DMO CPO selama beberapa pekan terakhir, Mendag Muhammad Lutfi mengklaim Indonesia bisa mengatur pasar dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi telah menaikan batas kewajiban pasokan dalam negeri, atau domestic market obligation (DMO) untuk produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 30 persen. Ketentuan DMO CPO ini berlaku efektif Kamis 10 Maret 2022.

Muhammad Lutfi menjelaskan, kebijakan ini diambil untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasar nasional. Sebab sebelumnya, dengan besaran DMO 20 persen, stok CPO sebagai bahan baku minyak goreng belum bisa mengendalikan sistem distribusi.

Di samping mengendalikan distribusi minyak goreng, Muhammad Lutfi menilai, aturan DMO ini bisa dijadikan bonus bagi Indonesia atas kenaikan harga komoditas di dunia.

Berdasarkan pengalaman DMO CPO selama beberapa pekan terakhir, Muhammad Lutfi mengklaim Indonesia bisa mengatur pasar dunia.

"Ketika saya kemarin umumkan domestic market obligation (DMO) naik lagi menjadi 30 persen, harga CPO di-suspend dua kali di stock exchange," ungkap Muhammad Lutfi dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan 2022, Kamis (10/3/2022).

"Kenapa? Karena naik 10 persen lagi di-suspend, naik 10 persen lagi di-suspend. Jadi ini menunjukan bahwa kita bisa mendikte dunia," seru dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Komoditas Lain

Tak hanya CPO, ia menambahkan, Indonesia di masa mendatang juga bisa turut mengendalikan harga komoditas tambang dunia seperti nikel. Optimisme ini sejalan dengan program pemerintah, yang menekankan ekspor barang jadi ketimbang bahan mentah.

"Mudah-mudahan diikuti oleh bauksit, alumunium, dan juga copper dan bahan-bahan turunan yang akan jadi penting di masa mendatang," imbuhnya.

"Oleh sebab itu, kita musti memastikan bahwa barang-barang Indonesia musti menjadi bagian dari pilar perekonomian dunia. Tetapi bukan kita ditentukan oleh dunia. Ini harus kita pikirkan bersama-sama," pungkas Mendag Lutfi.

Â