Liputan6.com, Jakarta Perkembangan bisnis digital terus terjadi dengan pesat. Apalagi era pandemi Covid-19 mendorong perkembangan banyak perusahaan beralih ke digital.
Di sisi yang sama, perusahaan juga berlomba-lomba meningkatkan kemampuan infrastruktur digitalnya. Hal ini guna mempermudah transisi menuju pembangunan perusahaan menyikapi era ekonomi digital.
Baca Juga
Head of Digital Transformation KPMG Adrian Clamp menyampaikan strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk beradaptasi dengan perkembangan bisnis digital. Ia menyebut tidak poin penting yang harus dilakukan perusahaan.
Advertisement
Pertama, di tingkat perusahaan, perlu diabangun bisnis yang mengetahui pelanggannya guna menciptakan perusahaan yang gesit dan tanpa hambatan. Itu artinya ada ekosistem antara orang atau Sumber Daya Manusia (SDM), data dan teknologi bisa bersinergi untuk meningkatkan pengalaman dan mencapai tingkat kinerja baru.
“Di tingkat operasional, perusahaa harus mampu memberikan solusi dan peprubahan operasional untuk mengoptimalkan aliran nilai di seluruh fungsi bisnis,” katanya dalam CTI IT Infrastructure Summit 2022, Kamis (10/3/2022).
Kemudian, poin ketiga di tingkat teknologi, perusahaan harus mampu memungkinkan perubahan bisnis yang geset yang berpusat pada pelanggan dengan teknologi moderen yang dirancang, dikembangkan dan berorientasi kepada nilai.
“Membangun kembali bisnis Anda di sekitar pelanggan Anda untuk menciptakan bisnis tanpa batas dan gesit, tempat orang, data, dan teknologi berinteraksi untuk meningkatkan pengalaman dan mencapai tingkat kinerja dan nilai baru,” paparnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konsumen Sentris
Pada kesempatan itu, Adrian menyebut salah satu perubahan dalam bisnis digital kedepannya adalah adanya model customer-centric. Artinya, konsumen kini memiliki kemampuan lebih untuk menentukan produk atau layanan apa yang mau dipilihnya.
Sehingga ini memberikan ruang bagi perusahaan untuk bisa beradaptasi dengan karakter konsumen tersebut. Dengan begitu, penyesuaian dari sisi perusahaan perlu dilakukan guna menunjang perkembangan bisnis model kedepannya.
“Perusahaan yang terhubung (connected-enterprise) menyatukan wawasan sektor yang mendalam, pemikiran desain yang berpusat pada pelanggan, pemahaman tentang masa depan pekerjaan, dan keterampilan penyampaian teknologi modern,” terangnya.
Ada sejumlah tantangan yang menjadi catatan Adrian. Yakni kurangnya sentrisitas dan kelincahan pelanggan, kurangnya kinerja, aktivitas tertutup, hingga data yang terpilah-pilah.
Ini terjadi di berbagai sektor, seperti perbankan, asuransi, manajemen kekayaan dan aset, pemerintah dan pertahanan, kesehatan, konsumen dan rite, teknologi, media, telekomunikasi hingga utilisasi.
Advertisement