Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, dampak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini sangat besar jika dibandingkan dengan krisis sebelumnya. Bahkan ia menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 menjadi krisis terbesar di abad ini.Â
Serangan krisis yang terjadi pada 1998 dan 2008 sangat bisa dilihat bentuknya. Sektor keuangan dan ekonomi terdampak tetapi bisa langsung dikendalikan karena bentuknya terlihat. Sedangkan pada krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19 ini karena musuhnya tidak terlihat maka penanganannya berbeda. Ada banyak yang diserang pada krisis kali ini yaitu kesehatan, ekonomi, hingga sosial.Â
Di sektor ekonomi, pandemi Covid-19 mampu menghentikan aktivitas manusia di berbagai penjuru dunia. Contohnya kota New York di Amerika Serikat tiba-tiba mendadak sepi.
Advertisement
"New York kota yang tidak pernah tidur, the city never sleep tiba tiba kosong dan sepi. Makkah al Mukarramah yang selalu penuh jemaah umrah dan haji ditutup dan menjadi sunyi. Jakarta jalan Sudirman dan Thamrin yang tidak pernah putus lalu lalu lalang kendaraan seketika kosong," ungkapnya dalam puncak Dies Natalis UNS ke-46, Rabu (11/3/2022).
Selain itu, pandemi Covid-19 juga memukul tingkat konsumsi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Kemudian, realisasi investasi menjadi tertunda. "Bahkan, harga minyak mentah dunia pernah mencapai minus USD 37 per barel pada April 2020. Harga saham dunia rontok seketika," imbuh Sri Mulyani.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Kesehatan
Di sektor kesehatan, pandemi Covid-19 juga memakan korban jiwa tertinggi di banding jenis pandemi lainnya. Dia mencatat, angka kematian global akibat Covid-19 mencapai 6 juta jiwa.
"Sementara Flu Hong Kong hanya 1 juta jiwa kematian, Flu Babi 200 ribu kematian, Ebola 11,3 ribu kematian," bebernya.
Meski begitu, dia menyakini dunia akan menemukan solusi untuk menghadapi pandemi Covid-19. Ini seiring terus berkembangnya ilmu pengetahuan.
"Seperti ungkapan bahasa Inggris yang tadi saya sampaikan no matters how long the winters, spring is sure to follow. Seberapapun panjang dan menekan Covid-19 yang begitu dahsyat maka penyembuhan dan pemulihan pasti terjadi," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement