Sukses

Ritel di Bogor Masih Pajang Harga Minyak Goreng Sesuai HET, tapi Stok Kosong

Seperti di ritel di Jalan Bogor Baru, Kota Bogor. Hanya nampak label harga dan jenis minyak goreng yang masih terpampang di bagian bawah rak tersebut.

Liputan6.com, Bogor - Pemerintah mengubah kebijakan harga minyak goreng terkait harga eceran tertinggi. Kini, harga minyak goreng kemasan dilepas sesuai mekanisme pasar sementara minyak goreng curah dengan HET sebesar Rp 14.00 per liter yang berlaku mulai 16 Maret 2022 ini.

Dari pantauan Liputan6.com di beberapa ritel di Bogor yang didatangi pada Rabu, (16/3/2022) ini, stok minyak goreng masih kosong.

Seperti di ritel di Jalan Bogor Baru, Kota Bogor. Hanya nampak label harga dan jenis minyak goreng yang masih terpampang di bagian bawah rak tersebut. 

Ada berbagai merek minyak goreng dan harga yang terpasang. Seperti, minyak goreng merek Filma 2 liter seharga Rp 28.000, Fortune 1 liter Rp 13.500, Fortune 2 liter Rp 28.000, Masku 1 liter Rp 14.000, Mitra 1 liter Rp 14.000, dan Tropical 2 liter Rp 28.000.

Kemudian minyak goreng merek Sovia 1 liter Rp 14.000, Sania 2 liter Rp 28.000, Indomaret 2 liter Rp 28.000, Rose Brand 2 liter Rp 28.000, Filma 2 liter Rp 28.000, serta Bimoli 6 liter Rp 70.000.

Sementara itu, di minimarket lain di Jalan Bogor Baru terlihat hanya ada dua label harga dari dua merek minyak goreng. Yakni, Bimoli 2 liter Rp 28.000 dan Tropical 2 liter Rp 28.000.

Pemandangan berbeda terlihat di ritel di Komplek Bogor Baru. Di sini, tak terlihat bagian yang biasanya ditempati minyak goreng. Sebagai gantinya, hanya ada deretan sembako lainnya seperti beras dan minyak jagung yang bertengger.

Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto meminta masyarakat tidak panik atas kelangkaan minyak goreng kemasan di pasaran sehingga membeli dalam jumlah banyak atau panic buying.

"Memang masih ada masalah pada distribusinya, tapi kita pastikan tidak ada panic buying," kata Bima Arya saat meninjau Pasar Baru Bogor melansir Antara, Rabu (16/3/2022).

Bima Arya mengakui berdasarkan hasil peninjauannya di beberapa toko sembako di pasar tersebut, minyak goreng kemasan sesuai HET langka sejak awal, karena keterbatasan pengiriman stok dari distributor kepada agen hingga toko-toko.

Saat ini, minyak goreng kemasan HET sulit ditemui di para pedagang akibat ada pembatasan pembelian mulai dari jumlah yang hanya dua kardus berisi 12 kemasan ukuran 1 liter setiap pembelian yang dipadukan dengan bihun.

Meski demikian, ketersediaan minyak goreng curah masih mencukupi, walau harga beli di pedagang maupun harga jual kepada masyarakat masih di atas harga standar.

Bima juga menyampaikan Pemerintah Kota Bogor telah berkoordinasi dengan Polresta Bogor Kota untuk melakukan pengawasan distribusi minyak goreng di semua pasar yang ada di daerahnya.

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Baru Bogor, Wati, mengatakan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang dibelinya pada Selasa (15/3) masih dibatasi sebanyak dua kardus per pembelian di toko besar di Pasar Baru Bogor yakni Toko 56.

Menurut dia, pembelian di agen Toko Makmur juga memberlakukan hal yang sama jika membeli langsung.

Oleh karena itu, lebih baik membeli kepada toko besar di setiap pasar, sehingga pedagang tidak perlu langsung membeli ke agen. Agen pun menyiasati agar masyarakat tidak membeli berlebihan dengan menjual minyak goreng Rp 14.000 satu paket dengan satu kemasan bihun Rp6.000. "Jadi yang mau beli minyak goreng belinya satu paket seharga Rp20.000," kata Wati.

Saat ini, harga minyak goreng curah dari agen sudah mengalami kenaikan sebesar Rp 1.500 per liter, dari harga Rp 14.000 menjadi Rp 15.500, sehingga penjualannya mencapai Rp 17.000 per liter. "Ini bonnya ada, saya jual segitu kan saya harus modal juga beli plastik, karet," ujarnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Dipantau Tim Gabungan

Di kota hujan itu, terdapat 14 pasar tradisional yang terdiri atas Pasar Devris, Pasar Baru Bogor, Pasar Plaza Bogor, Pasar Blok A dan B Kebon Kembang Bogor (KKB), Pasar Blok F dan G KKB, Pasar Sukasari, dan Pasar Merdeka.

Selanjutnya, Pasar Jambu Dua, Pasar Padasuka, Pasar Pamoyanan, Pasar Tanah Baru, Pasar Taman Kencana, Pasar Teknik Umum, dan Pasar Gunung Batu.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro menambahkan, pihaknya telah membentuk tim gabungan terdiri atas 200 orang petugas TNI, Polri, dan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUMKMdagin) setempat.

"Setiap hari tim ini akan memonitor distribusi bisa sampai ke para pembeli itu sesuai dengan aturan," kata Kombes Pol. Susatyo.